Kamis, 20 Agustus 2009

Yesus Disalip Fakta atau Fiksi ?

Dalam Injil dijelaskan bahwa “Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas” (Yoh 19:14).

Istilah paskah berasal dari bahasa Ibrani dari kata “pesah” yang berarti “melewati”. Menurut perjanjian lama sebenarnya dilaksanakan sebagai peringatan pembebasan bangsa Israel dari bangsa Mesir, yang pada saat itu anak-anak sulung orang mesir dibunuh, tetapi tetapi pintu-pintu rumah orang Ibrani “dilewati”, karena ambang atas dan kedua tiang pintu rumah mereka disapu dengan darah kambing domba (Kel 12: 23 – 28).

Sedangkan dalam perjanjian baru, Yesus lah yang disebut-sebut “anak domba bukit paskah” (1 Kor 5: 7).

Dengan demikian menurut keyakinan Kristen Yesus harus disalib untuk menebus dosa umatnya. Dalam perkembangan selanjutnya gereja mengatakan bahwa paskah adalah hari “Kebangkitan Yesus”.

Dalam persiapan paskah kira-kira jam jam dua belas, Pilatus selaku Gubernur Romawi, memutuskan untuk menyerahkan Yesus kepada orang-orang Yahudi, agar disalib di bukit Golgota (bukit tengkorak). Maka Yesus dipaksa memanggul salib ke bukit Golgota. Setelah sampai di bukit Golgota (Matius 27:26), kira-kira jam jam tiga sore berserulah Yesus dengan suara nyaring “Eli, Eli lama sabaktani” yang artinya “Tuhanku, Tuhanku mengapa engkau meninggalkan aku ?”.

Hari itu adalah hari persiapan paskah dan besoknya adalah hari Sabat (hari Sabtu), bagi umat Yahudi hari Sabat merupakan hari yang suci dan Tuhan berhenti bekerja pada hari tersebut, sehingga orang Yahudi dilarang bekerja apapun (Kel 20: 8 – 11), termasuk melakukan penyaliban dan orang yang bekerja pada hari itu harus dihukum mati (Kel 31: 12 – 14). Sehingga waktu yang tersisa untuk meyelesaikan penyaliban, sebelum memasuki hari Sabat yaitu tinggal 2,5 – 3,5 jam (pergantian waktu menurut tradisi Yahudi adalah terbenamnya
matahari).

Terdesak oleh waktu dan untuk mempercepat proses kematian orang-orang Yahudi ingin segera memastikan kematian dengan cara “mematahkan kaki”, yaitu meremukkan kaki dengan batas tempurung ke bawah.

“Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib sebab Sabat itu adalah hari yang besar maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan”. (Yoh 19: 31).

Tetapi giliran Yesus, para serdadu romawi ternyata tidak mematahkan kakinya, sebab mereka menyangka Yesus telah mati.

“Tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya” (Yoh 19: 33).

“Pilatus heran saat mendengar bahwa Yesus sudah mati maka ia memanggil kepada serdadu dan menayakan kepadanya benarkah Yesus sudah mati” (Markus 15: 44).

Benarkah Yesus telah mati di kayu salib, berdasarkan catatan sejarah dan tinjauan sains, umumnya orang yang di salib baru mengalami kematiannya, minimal 2 hari. Kematian tersebut bisa terjadi karena :

1. Infeksi, dipakunya tangan dan kaki pada kayu membuka peluang masuknya kuman kedalam tubuh, dan akan meyebar keseluruh tubuh. Proses kematian karena infeksi akan berlangsung 2 – 3 hari.

2. Kematian di salib terjadi karena kelaparan dan kehausan. Proses ini biasanya berlangsung 6 – 7 hari.

Dengan demikian waktu 1 hari tidaklah cukup untuk membuat Yesus meninggal di kayu salib. Disisi lain karena mengira Yesus sudah mati itulah seorang prajurit menikam lambungnya dengan tombak dan segera mengalir keluar darah dan air (Yoh 19: 34). Mungkinkah orang yang sudah mati mengalirkan darah karena terkena tikaman ?. Penelaahan yang cermat dan objektif terhadap ayat-ayat bibil diatas membuktikan bahwa saat itu Yesus belum meninggal. Ia hanya pingsan dan kondisi pingsan itulah yang dilihat para serdadu sebagai kondisi mati.

Berikut ini adalah penjelasan bibel berkaitan dengan peristiwa-peristiwa setelah Yesus dianggap mati di kayu salib.

“Sesudah itu Yusuf dari Arimatea ia murid Yesus, tetapi sembunyi-sembunyi karena takut kepada orang-orang Yahudi–meminta kepada Pilatus, supaya ia diperbolehkan menurunkan mayat Yesus. Dan Pilatus meluluskan permintaannya itu. Lalu datanglah ia dan menurunkan mayat itu”. (Yoh 19: 38)

“Juga Nikodemus datang ke situ. Dialah yang mula-mula datang waktu malam kepada Yesus. Ia membawa campuran minyak mur dengan minyak gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya”. (Yoh 19: 39)

“Mereka mengambil mayat Yesus, mengapaninya dengan kain lenan dan membubuhinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat”. (Yoh 19: 40)

“Yusuf pun membeli kain lenan kemudian ia menurunkan mayat Yesus dari salib dan mengapaninya dengan kain lenan itu. Lalu ia membaringkan dia di dalam kubur yang digali di dalam bukit batu. Kemudian digulingkannya sebuah batu ke pintu kubur itu”. (Markus 19: 46)

“Setelah lewat hari Sabat Maria Magdalena dan Maria ibu Yakobus, serta Salome membeli rempah-rempah untuk pergi ke kubur dan meminyaki Yesus”. (Markus 16: 1)

image

Secara kronologis, ayat-ayat di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Hari Jumat sebelum masuk waktu Sabat (sebelum magrib) Yusuf dari Arimatea membawa Yesus kekuburnya.

2. Malam harinya, Nikodemus datang kekubur dengan membawa campuran minyak mur dan gaharu lalu mengkafani Yesus dengan kain kafan.

3. Ahad pagi hari Maria Magdalena dan kawan-kawan membawa rempah-rempah kekubur untuk meminyaki Yesus.

Mengapa Maria Magdalena datang kembali ke kubur untuk meminyaki Yesus padahal sebelum sudah diminyai oleh Yusuf dan Nikodemus. Kedatangannya itu sebenarnya untuk mengobati luka Yesus karena Yesus belum meninggal.

Menurut kepercayaan umat Kristen, Yesus dibangkitkan tiga hari setelah kematiannya di kayu salib.(Yesus meninggal hari Jum’at, bangkit hari ahad). Jika demikian Yesus dikubur bukan tiga hari lamanya seperti keyakinan umat Kristen tetapi hanya satu hari (hari Sabtu) dua malam (malam Sabtu dan malam Minggu).

Kebangkitan termasuk doktrin utama bagi umat Kristen. Paulus mengatakan “Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu, dan kamu masih hidup dalam dosamu”. (1 Kor 15: 17). Lalu benarkah Yesus dibangkitkan ? Yesus sebenarnya tidak meninggal saat di salib, Beliau diselamatkan oleh Allah Swt, lewat murid-muridnya. Disembuhkan dan dikeluarkan dari kubur. Hilangnya Yesus dari kubur itulah yang diyakini oleh pemeluk Kristen sebagai kebangkitan Yesus dari kubur.

Jika Yesus dibangkitkan lalu dalam bentuk apa ia dibangkitkan, dalam bentuh jasmani seperti manusia pada umumnya atau dalam bentuk roh. Pertanyaan ini terjawab berdasarkan ayat dalam Bibel “Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri ditengah-tenga mereka dan berkata kepada mereka : “Damai sejahtera bagi kamu !”. (Luk 24: 26)

“Lihatlah tanganku dan kakiku : aku sendiri inilah, rabalah aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kau lihat ada padaku. Sambil berkata berkata demikian, ia memperlihatkan tangan dan kakinya kepada mereka. Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah ia kepada mereka : “Adakah padamu makanan disini ?”. Lalu mereka memberikan kepadanya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mereka”. (Luk 24: 39 – 43)

Dari penjelasan ayat tersebut di atas dapat diketahui bahwa ketika itu murid-murid Yesus sedang bercakap-cakap tentang kematian Yesus, namun tiba-tiba datang Yesus. Melihat kedatangan Yesus murid-muridnya ketakutan apakah benar orang yang ada dihadapan mereka adalah Yesus atau hantu. Untuk membuktikan hal tersebut lalu Yesus berkata agar murid-muridnya melihat tangan dan kakinya, dan kemudian Yesus memerintahkan agar mereka meraba tubuhnya. Karena murid-murid Yesus masih belum yakin kalau orang yang ada dihadapan mereka adalah Yesus maka untuk pembuktian lebih lanjut Yesus meminta makanan
dan kemudian memakannya dihadapan murid-muridnya tersebut. Secara logika jika Yesus bangkit sebagai Roh (spiritual body) maka dia tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba dan tidak membutuhkan makanan.

Sedangkan apa yang dilakukan oleh Yesus pada ayat tersebut menggambarkan bahwa Yesus pada saat itu bukanlah roh, tetapi manusia. Jika dikatakan Yesus dibangkitkan bukan dalam bentuk roh tetapi manusia, hal ini tentu bertentangan dengan bibel sendiri yaitu “ Sebab mereka tidak dapat mati lagi, mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan”. (Luk 20: 36). Ayat tersebut menjelaskan bahwa setiap manusia yang mati akan dibangkitkan dalam bentuk roh (spiritual body) karena sama seperti malaikat yang tidak butuh makan. Sehingga dengan sendirinya keimanan umat Kristen selama ini tentang kebangkitan Yesus adalah sia-sia karena Yesus tidaklah dibangkitkan.

Disisi lain berita tentang kematian Yesus di kayu salib tidaklah di lihat langsung oleh murid-muridnya, tetapi hanya didengar melalui perkataan-perkatan orang saja. Artinya tidak ada saksi yang lihat dan yang hanya ada saksi dengar, Sebab menurut bibel apabila Yesus mendapat kesulitan maka murid-muridnya lari meninggalkan dia. “Lalu semua murid-murid meninggalkan dia dan melarikan diri” (Matius 26: 56).

Juga ad lagi,nich!

Yesus telah wafat

Adalah merupakan akidah Kristen bahwa Yesus telah mati diatas kayu salib menebus dosa mereka. Keyakinan saya Allah taala telah menyelamatkan Yesus dari kematian diatas kayu salib seperti halnya Dia menyelamatkan nabi-nabi lainya, sesuai sunahNya, orang mau membakar nabi Ibrahim a.s dan memasukkan nya kedalam api. Tetapi api itu didinginkan oleh Allah taala. Dr. Zwimmer menulis dalam “Rahasia Ajaib” bahwa Yeremiah diikat dengan tali lalu dibuang dalam sumur yang dalam, namun diselamatkan olehAlah”. Demikian pula Allah telah menyelamatkan tiga orang teman Daniel ketika mereka diikat dan disereret untuk dimasukkan dalam tanur yang sedang menyala-nyala (hal 67). Seperti itu pula orang-orang Yahudi ingin membunuh Yesus diasa kayu salib supaya terbukti bahwa ia terkutuk. Tetapi Allah taala manyelamatkannya dari kematian terkutuk itu, bahkan menjadikannya orang mulia. Singkatnya kematian Yesus di atas kayu salib tidak terbukti secara meyakinkan. Berikut dalil-dalil yang menjadi bahan pertimbangan bahwa Yesus tidak mati di kayu salib seperti berikut:

Pertama, Taurat mengatakan tentang pendusta yang mengaku jadi nabi: “Nabi atau pemimpi itu haruslah dihukum mati, karena ia telah mengajak murtad terhadap Tuhan, Allahmu…” (Ulangan 13:5). Lalu Taurat mengatakan: “Apabila seseorang berbuat dosa…terkutuk oleh Allah” (Ulangan 21: 22, 23). Almasih (Yesus) jelas menyatakan dirinya seorang nabi, sedang orang-orang Yahudi menganggapnya pendusta. Kalau, umpamanya, kita katakan orang-orang Yahudi menaikkannya diatas kayu salib dan mati diatas kayu salib tersebut maka kesimpulan logisnya ialah dia memang benar mati terkutuk diatas kayu salib (naudzubillah). Karena itu, maka orang-orang Kristen menganut akidah kematian Isa Almasih diatas kayu salib dan mempercayainya terkutuk. Dikatakan: “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada salib!” (Galatia 3:13). Itikad Kristen ini salah sekali karena menarik kesimpulan Almasih (Yesus) tidak benar (naudzubillah) dalam pengakuannya sebagai nabi, malahan dusta dan mengada-ngada. Singkatnya, kematiannya diatas kayu salib itu menafikan atau membohongkan sesuai dengan rencana orang-orang Yahudi. Akan tetapi Almasih (Yesus) itu orang benar; oleh sebab itu akidah kematian diatas salib itu hanya hikayat belaka.

Kedua, Menurut pandangan Kristen, kematian Yesus di kayu salib itu adalah “suatu keharusan” karena melalui cara aneh ini dosa mereka tertebus. Menurut segi pandang injil, untuk meraih najat (keselamatan) kematian Almasih di atas kayu salib itu tidak diperlukan. Almasih mengatakan: “Di dunia ini anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” (Matius 9:6). Keterangan Almasih ini diberikan ketika dia masih hidup. Jelas bahwa untuk menebus dosa, kematiannya diatas kayu salib bukanlah suatu keharusan.

Ketiga, Orang Kristen megatakan, yesus terbunuh untuk menyelamatkan mereka agar menjadi penebus dosa mereka. Kalau tidak mati di salib berarti kabar suka dari Paulus dan kepercayaan orang-orang Kristen akan menjadi sia-sia. Saya mengatakan, memang benar Yesus tidak mati diatas kayu salib dan dakwah anda itu salah. Kematian diatas salib itu bertentangan dengan kehendak Allah dan dengan misi yang diembannya. Allah sendiri menyatakan:

“Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran” (Hosea 6:6). dan: “Pergilah dan pelajarilah arti firman ini: ‘Yang kukehendaki ialah belas kasih dan bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa” (Matius 9:13)

Jelas Allah menghendaki kasih sayang, bukan kurban, untuk memperoleh kasih sayang-Nya jalan satu-satunya ialah bertobat, yang untuk itu Yesus menyeru sepanjang hidupnya. Tidak ayal lagi kalau yesus mati di kayu salib, kematian demi menebus dosa manusia adalah berlawanan dengan kehendak Allah dan dengan kedudukan Yesus sendiri.

Keempat, Dalam Injil Matius dikatakan:

“Jawaban nya kepada mereka: ‘Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam” (Matius12:39, 40)

Untuk mengetahui apakah Nabi Yunus tetap hidup dalam perut ikan atau maati, bacalah kata-kata Kitab Yunus yang mengatakan:

“Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam lamanya. Bedoalah Yunus kepada Tuhan, Allahnya, dari dalam perut ikan hiu” (Yunus 1:17 dan 2:1)

“Yesus telah memberikan contoh, mukjizat Nabi Yunus sebagai pegangan bagi keturunannya dan ini jelas Yunus masuk perut ikan dalam keadaan tetap hidup, tinggal dalam perut ikan juga dalam keadaan hidup keluar dalam keadaan hidup. Karenya Yesus juga harus dimasukkan ke dalam liang kubur dalam keadaan hidup, tinggal didalamnya hidup-hidup dan dikeluarkan juga hidup-hidup. Kalau tidak, janji Yesus dan satu-satunya mukjizat menjadi sia-sia. Hanya ada dua jalan bagi orang-orang Kristen; mengingkari kematian Yesus di kayu salib dan mempercayai bahwa dia diselamatkan dari kematian di kayu salib itu hidup-hidup, sesuai dengan kepercayaan kami. Dalam keadaan seperti ini nubuatan Almasih tetap genap dan akan terbukti pula mukjizatnya. Atau, tetap menganut akidah kematiannya diatas kayu salib dan ini berarti mereka membantah mukjizat tersebut. Tetapi perlu diingat bahwa menerima kepercayaan ini berarti nubuatan-nubuatan Yesus harus dikorbankan karena dia mengaitkan persamaan dengan mukjizat Yunus. Karena itu adalah tepat bila dikatakan bahwa Almasih sekali-kali tidak mati di atas kayu salib.

Kelima, Ketika Yesus mengetahui tentang kisah salib dan niat jahat orang-orang Yahudi, menurut Lukas: “Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira seperlemparan batu jaraknya, lalu ia berlutut dan berdoa, katanya: ‘Ya bapaku, jikalau Engkau mau, amilah cawan ini dari padaKu; tetapi bukanlah kehendakKu, melainkan kehendakMu-lah yang terjadi’. Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kapadaNya” (Lukas 22:41-43).

Almasih mendoa dengan segala kerendahan hati agar dia diselamatkan dari maut yang hina dan mengerikan. Cawan itu adalah cawan maut. Sekarang timbul pertanyaan: Apakah doa Yesus ini didengar atau tidak? Kalau didengar, kepercayaan bahwa dia mati di atas selib berarti batal. Sebaliknya kalau tidak didengar berarti diragukan apakah dia benar atau tidak, karena di dalam kitab Amsal dikatakan:

“Tuhan itu jauh daripada orang Faisl, tetapi doa orang benar didengarnya” (Amsal 15:29)

Yang sebenarnya adalah Allah taala telah mendengar ratap tangisnya , sesuai dengan kebiasaan dan sunnah-Nya. Almasih pasti diselamatkan dari kematian dia atas kayu salib yang terkutuk itu.

Keenam: Dalam “surat Kepada Orang Ibrani” dikatakan:

“Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkanNya dari maut, dan karena keselahenNya ia telah didengar” (Ibrahinm 5:7)

ini adalah nubuatan dan keterangan kejadian yang sebenarnya. Nubuatan ini membenarkan ayat dalam Amsal seperti berikut:

“Takut akan TUHAN memperpanjang umur, tetapi tahun-tahun orang fasik diperpendek” (Amsal 10:27).

Nubuatan ini tidak dapat menjadi genap kecuali kita mengakui bahwa Yesus telah diturunkan dari tiang salib dalam keadaan hidup. Adalah disebabkan kabar suka ini Yesus tetap tenang-tenang saja sampai saat-saat terakhir, karena dia yakin tidak akan mati di atas tiang salib. Karena itu, ketika merasa kesakitan di tiang salib dia mengaduh: “Tuhanku, mengapa kau tinggalkan daku.” Dia mengingatkan Tuhan akan janjiNya; karena Allah selalu memenuhi janjiNya, maka menyelamatkan Almasih dari kematian diatas tiang salib. Orang melihat di dalam keadaan tidak sadar maka dikira mati, lalu ia diturunkan.

Ketujuh, Dari Injil dapat kita mengetahui bahwa Allah telah menyediakan sarana-sarana luar biasa demi menyelamatkan Yesus dari cengkeraman maut. Diantaranya ada kejadian-kejadian ajaib digambarkan dalam kitab-kitab Injil. Satu diantaranya Tuhan telah memperlihatkan mimpi kepada idteri Pilatus, lalu dia meberitahukan kepada suaminya:

“Jangan engkau campuri perkara orang benar itu, sebab karena dia aku sangat menderita dalam mimpi tadi malam” (Matius 27:19)

tampak disini, Allah menghendaki supaya Almasih diselamatkan dari maut. Siapa yang bisa membendung iradah ilahi.

Kedelapan: Injil Matius menerangkan bahwa Almasih itu gembala Bani Israel.

“Dari padamulah akan bankit seorang pemimpin, yang akan menggembalakan umatKu Israel” (Matius 2:6)

Almasih juga mengatakan:

“Aku diutus hanya kepda domba-domba yang hilang dari umat Israel (Matius 15:24)

Ketika Almasih datang orang-orang suku-suku yahudi tersebar dimana-mana, diluar tanah airnya, dan “domba-domba keluarga Israel telah hilang.” Adalah kenyataan orang-oang Yahudi itu tersebar dari India sampai ke Ethiopia:

“Pada waktu itu juga dipanggillah para prajurit raja, dalam bulan yang ketiga-yakni bulan Siwan-pada tanggal dua puluh tiga, dan sesuai dengan segala yang diperintahkan Mordekhai dituliskan surat kepada orang Yahudi, dan kepada para wakil pemerintah, para bupati dan para pembesar daerah dari India sampai Ethiopia, seratus dua puluh tujuh daerah, kepada tiap-tiap daerah bangsa menurut bahasanya, dan juga kepada orang Yahudi menurut tulisan dan bahasanya” (Ester 8:9)

Kalau saja kita terima bahwa Yesus mati di atas salib dalam umur tiga puluh tiga tahun dan selesai masalahnya, berarti bahwa misinya sia-sia. Yang benar adalah Yesus telah diturunkan dari tiang salib dalam keadaan hidup dan dia menyampaikan pesan-pesan kepada berbagai suku dimana-mana.

Kesembilan: Almasih seraya mencela orang-orang Yahudi, mengatakan:

“Supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, orang benar itu, sampai kepada Zakharia anak Berekhya, yang kamu bunuh diantara tempat kudus dan mezbah” (matius 23:55)

Sekiranya Yesus juga dibunuh diatas kayu salib oleh Orang Yahudi dan darahnya juga mengalir, niscaya dia sebut dan dijadikan kata pemutus. Tetapi dengan tidak menyebut hal itu, Yesus memang tidak bakal mungkin dibunuh oleh orang-orang Yahudi di atas kayu salib. Menyebut darahnya sendiri seharusnya diutamakannya.

Kesepuluh, Di dalam kitab-kitab injil yang lebih banyak dikemukakah adalah kata-kata ALmasih tentang penderitaan-penderitaannya. Sebelum kejadian itu terjadi dan mengatakan

1. “Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga anak Manuasi akan menderita oleh mereka” (Matius 17:12).
2. “sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke satu ujung langit yang lain, demikian pula-lah kelak halnya Anak manusia pada hari kedatanganNya. Tetapi ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini” (Lukas 17: 24,25)
3. “Aku sangat rindu makan paskah ini bersama sama dengan kamu, sebelum aku menderita” (lukas 22:15)

Sesusah kejadian peristiwa salib, dia mengatakan: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatiku, sehingga kamu tidak percaya atas segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemulian-Nya?” (Lukas 24: 24, 26)

Dari kata yang jelas diatas menadi jelas seterang matahari bahwa Almasih hanya harus memikul penderitaan; sedudah itu akan memperoleh keselamatan, dan tak akan mengalami maut diatas kayus alib. Sebutan tentang kematian dan pembunuhan lebih bersifat kutipan-kutipan. Adapun kata mati yang disebutkan dalam berbagai riwayat dikemukakan secara berlebih-lebihan. Kedua keterangan dapat diterapkan begini: memikul penderitaan yang keras disebut juga sebagai maut. Paulus mengatakan:

“Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. ( I Korintus 15:31 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar