Kamis, 20 Agustus 2009

Tidak ada Alasan untuk tidak Menikah

Tidak ada pernyataan bahwa Yesus memang menikah. Sebaliknya, tidak ada pernyataan yang mengatakan bahwa ia tidak menikah.
Empat Injil menyatakan bahwa banyak murid Yesus yang menikah, misalnya Peter. Lantas mengapa Yesus harus tetap melajang? Sebaliknya, Injul Matius menyatakan 'Apakah kau belum membaca, bahwa ia yang membuat mereka berpasangan lelaki dan wanita... Untuk alasan itu seorang lelaki akan meninggalkan ayah ibunya, dan akan berpegang pada istrinya; dan mereka berdua menjadi satu daging?' (19:4-5) Pernyataan seperti itu hampir tidak dapat disesuaikan dengan sebuah perintah untuk melajang. Lalu jika Yesus tidak berkhotbah tentang hidup melajang, maka ia tidak punya alasan untuk melakukannya. Menurut kebiasaan orang Yahudi, lelaki harus menikah. Apalagi bagi kelompok Essene, hidup tanpa menikah sangat dikutuk.
Jika Yesus tidak menikah, fakta ini akan sangat jelas sehingga akan menarik perhatian dan digunakan sebagai pijakan sifat dan jati dirinya. Jika memang begitu keadaannya, setidaknya salah satu Injil tersebut pasti akan menyebutkan perbedaan dan kebiasaan mencolok itu. Jika Yesus memang seorang lajang seperti yang diakui oleh tradisi, maka sangat aneh jika tidak ada rujukan tentang kelajangannya. Ketiadaan rujukan seperti itu jelas menyatakan bahwa Yesus mengikuti kebiasaan dan adab zaman itu yaitu ia menikah. Hipotesa tentang perkawinan menjadi semakin dapat dipertahankan karena predikat "Rabi" yang diberikan kepada Yesus dalam keempat injil. Masuk akal jika istilah itu digunakan dalam artian yang sangat luas, selain arti seseorang yang mengajukan diri sebagai guru. Ketika Yesus menjadi seorang rabi, maka ia akan berhadapan dengan tradisi dan tidak terlepas darinya. Keterikatan Yesus dengan tradisi, termasuk juga dengan kepastian bahwa Yesus memang menikah. Hukum Mishnaik Yahudi sangat jelas menerangkan tentang hal ini: 'Seorang lelaki yang tidak menikah tidk boleh menjadi seorang guru"
materi referensi:
Holy Blood, Holy Grail by Michael Baigent, Richard Leight, and Henry Lincoln

Tidak ada komentar:

Posting Komentar