Minggu, 30 Agustus 2009

Duel Ya'kub VS......

Ketika Ya’kub ingin menenangkan diri, tiba-tiba datang seorang lelaki yang menampar mukanya, Ya’kub pun tersungkur tapi dengan gerak cepat akhirnya Ya’kub bangun dan langsung membalas.

Ya’kub arahkan pukulan keras ke wajah lelaki itu, tidak mau kalah dengan Ya’kub, lelaki itu memukulkan kayu ke badan Ya’kub.

Sambil menahan sakit Ya’kub mengambil batu dan melemparkannya ke tubuh lelaki itu, DUEL berjalan dengan seru dari malam hingga fajar.

Dengan sisa tenaga yang ada, lelaki itu menendang keras ke arah Paha Ya’kub, karena tendangan cukup keras Akhirnya Paha Ya’kub terasa nyeri…
DUEL itu terjadi bukan Ya’kub vs preman, tetapi Ya’kub vs Tuhan Allah.

Berikut ini kisah pertarungan dari sumber Alkitab.

KEJADIAN 32:22-32

22Pada malam itu Yakub bangun dan ia membawa kedua isterinya, kedua budaknya perempuan dan kesebelas anaknya, dan menyeberang di tempat penyeberangan sungai Yabok. 23Sesudah ia menyeberangkan mereka, ia menyeberangkan juga segala miliknya. 24Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing. 25Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu. 26Lalu kata orang itu: “Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing.” Sahut Yakub: “Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku.” 27Bertanyalah orang itu kepadanya: “Siapakah namamu?” Sahutnya: “Yakub.” 28Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.” 29Bertanyalah Yakub: “Katakanlah juga namamu.” Tetapi sahutnya: “Mengapa engkau menanyakan namaku?” Lalu diberkatinyalah Yakub di situ. 30Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: “Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!” 31Lalu tampaklah kepadanya matahari terbit, ketika ia telah melewati Pniel; dan Yakub pincang karena pangkal pahanya. 32Itulah sebabnya sampai sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutupi sendi pangkal paha, karena Dia telah memukul sendi pangkal paha Yakub, pada otot pangkal pahanya.

Sabtu, 29 Agustus 2009

Yudas sebelum mati beli tanah

jadi, kematian Yudas adalah sebagai berikut :
>
> 1. Yudas membuang uang haram atas pengkianatannya pada yesus, ke
> dalam bait Allah, lalu pergi menggantung diri.
> 2. Yudas membeli tanah dari uang haram atas pengkianatannya pada
> yesus, diatas tanah itulah yudas mati dgn perut terburai.
>
> jadi menurut anda : yudas buang uang haram, lalu pergi gantung
> diri, tapi belum mati, dia balik lagi ambil uang itu (asumsi uang
> itu belum diambil balik oleh pembersih sinagoge), lalu beli tanah
> lalu mati dengan perut terburai.
>
> DAGELAN KETOPRAK HUMOR

Bunda Maria

Maria (Aram-Yahudi מרים Maryām "pahit"; Bahasa Yunani Septuaginta Μαριαμ, Mariam, Μαρια, Maria; Bahasa Arab: Maryem, مريم) adalah ibu Yesus dan tunangan Yusuf (bdk. Matius 1:18-20, Lukas 1:35) dalam Kekristenan dan Islam.
Menurut sumber-sumber non-kanonik, orangtuanya bernama Yoakim dan Hana. Sebuah teori mengatakan bahwa nama ayahnya adalah Heli, yang disebutkan dalam silsilah menurut Lukas. Maria, yang saat itu seorang perawan, mengetahui dari malaikat Gabriel, utusan Allah, bahwa ia akan mengandung Yesus, anak dari Allah yang hidup, melalui mukjizat dari Roh Kudus.

Karena Lukas 1:48 ("mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia", Maria banyak diagungkan di kalangan orang Kristen, khususnya di lingkungan Gereja Katolik Roma dan Gereja Ortodoks. Umat Muslim pun sangat menghormatinya. Bidang teologi Kristen yang berhubungan dengannya disebut Mariologi. Pesta kelahiran Maria dirayakan di kalangan Gereja Ortodoks, Katolik Roma, dan Anglikan pada 8 September. Gereja Ortodoks dan Katolik Roma juga mempunyai banyak hari perayaan lainnya untuk menghormati Maria.
Gelar-gelar Maria
Gelar-gelar Maria yang paling lazim antara lain adalah Perawan Terberkati Maria atau Bunda kita (Notre Dame, Nuestra Señora, Madonna).

Oleh Gereja Ortodoks dan tradisi-tradisi Timur dalam Gereja Katolik, Maria kerap disebut juga sebagai Theotokos. Gelar bagi Maria ini diakui dalam Konsili Ekumenis III di Efesus pada tahun 431. Theotokos sering diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia sebagai "Bunda Allah," atau lebih harafiah lagi "Yang Melahirkan Allah." Makna Teologis yang terkandung dalam gelar ini adalah bahwa putera Maria, Yesus, adalah sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia, dan bahwa dua sifat Yesus (Illahi dan insani) dipersatukan dalam satu Pribadi tunggal.


[sunting] Catatan sejarah

[sunting] Maria dalam Perjanjian Baru

Malaikat Agung Gabriel mewartakan khabar kepada Maria. Lukisan karya El Greco (1575)Sedikit yang diketahui mengenai riwayat hidup Maria dari Perjanjian Baru. Dia adalah kerabat dari Elizabet, istri dari imam Zakaria anggota golongan imam Abiyah. Elizabet sendiri seorang keturunan Harun (Lukas 1:5; 1:36).

Maria bertempat tinggal di Nazareth di Galilea, kemungkinan bersama dengan kedua orang tuanya, dan sementara itu telah dipertunangkan dengan Yusuf dari Keluarga Daud (Lukas 1:26). Para Apologis Kristen kadang-kadang menduga bahwa Maria, sebagaimana Yusuf, juga adalah seorang keturunan Raja Daud. Selama masa pertunangan mereka – yakni tahap pertama dalam pernikahan Yahudi; selama masa tersebut, pasangan yang dipertunangkan tidak diperbolehkan sama sekali untuk berduaan saja di bawah satu atap, meskipun sudah sah disebut suami isteri – Malaikat Gabriel mewartakan kepadanya bahwa dia akan menjadi ibu dari Mesias yang dijanjikan itu dengan cara mengandungnya melalui Roh Kudus (Lukas 1:35). Ketika Yusuf diberitahukan mengenai kehamilan Maria dalam sebuah mimpi oleh "seorang malaikat Tuhan", dia terkejut; namun malaikat itu berpesan agar Yusuf tidak gentar dan mengambil Maria sebagai isterinya. Yusuf mematuhinya dengan secara resmi melengkapi ritus pernikahan itu (Matius 1:18-25).

Karena malaikat telah memberitahukan Maria bahwa Elizabet, yang sebelumnya mandul, kini secara ajaib telah mengandung, Maria lalu segera mengunjungi kerabatnya itu, yang tinggal bersama suaminya Zakaria di sebuah kota Yudea "di daerah perbukitan" (kemungkinan di Yuttah, Yosua 15:55; 21:16, bersebelahan dengan Maon, sekitar 160 km dari Nazareth) (Lukas 1:39). Begitu Maria tiba dan menyalami Elizabet, Elizabet dengan segera menyatakan Maria sebagai "ibu dari Tuhannya", dan meberinya sebuah kidung ungkapan syukur (Lukas 1:46-56; bdk. 1 Samuel 2:1-10) yang umum dikenal sebagai Magnificat. Tiga bulan sesudahnya, tampaknya sebelum kelahiran Yohanes Pembaptis, Maria pulang ke rumahnya (Lukas 1:56-57). Ketika kehamilan Maria sendiri makin membesar, tiba sebuah dekrit dari kaisar Romawi Augustus (Lukas 2:1) yang menitahkan agar Yusuf dan sanak keluarganya pergi ke Betlehem (lih. Micah 5:2), sekitar 80 atau 90 mil (kurang lebih 130 km) dari Nazareth, untuk mengikuti sensus. Ketika mereka berada di Betlehem, Maria melahirkan putera sulungnya; namun karena tidak ada tempat bagi mereka di penginapan (tempat bernaung yang disediakan bagi orang-orang asing, lih. Lukas 2:6,7), dia harus menggunakan sebuah palungan, atau tempat makan hewan, sebagai buaian bayi.

Sesudah delapan hari, anak itu disunat dan dinamai Yesus, menurut instruksi yang diberikan oleh "malaikat Tuhan" kepada Yusuf setelah Maria menerima anunsiasi, karena nama ini menunjukkan bahwa "dia [akan] menyelamatkan umatnya dari dosa-dosa mereka" (Matius 1:25, Lukas 2:21; bdk. Matius 1:21). Upacara-upacara tradisional tersebut dilanjutkan dengan penyerahan Yesus kepada Tuhan di Bait Allah di Yerusalem sesuai dengan aturan hukum bagi anak-anak sulung, kemudian kunjungan orang-orang majus, pengungsian keluarga itu ke Mesir, kembalinya mereka dari sana setelah mangkatnya Raja Herodes Agung sekitar tahun 2 atau 1 Sebelum Masehi, dan menetap di Nazareth (Matius 2). Maria tampaknya menetap di Nazareth selama kira-kira tiga puluh tahunan tanpa peristiwa-peristiwa istimewa. Dia terlibat dalam satu-satunya peristiwa di awal kedewasaan Yesus yang tercatat dalam Perjanjian Baru: pada usia dua belas tahun, Yesus terpisah dari orang tuanya dalam perjalanan pulang mereka dari perayaan Paskah di Yerusalem lalu ditemukan di tengah para guru di Bait Allah (Lukas 2:41-52). Kemungkinan besar antara peristiwa tersebut sampai dengan permulaan tampilnya Yesus ke depan umum, Maria menjadi janda, karena Yusuf tidak disebut-sebut lagi.

Setelah Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembaptis dan dicobai oleh iblis di padang gurun, Maria hadir ketika Yesus mengerjakan mujizat pertamaNya di hadapan umum pada pesta pernikahan di Kana dengan mengubah air menjadi anggur berkat perantaraan Maria (Yohanes 2:1-11). Selanjutnya dalam beberapa peristiwa Maria hadir bersama "saudara-saudara" (Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas) serta "saudari-saudari" Yesus yang tidak disebutkan nama-namanya (Matius 13:54-56; Markus 6:3; Kisah Para Rasul 1:14; . Maria juga dilukiskan hadir pada peristiwa penyaliban Yesus, berdiri di dekat "murid yang dikasihi Yesus" bersama saudarinya Maria Klopas (kemungkinan besar Maria Klopas adalah orang yang sama dengan Maria ibu Yakobus muda dan Yusuf yang disebutkan dalam Matius 27:55, bdk. Mark us 15:40), serta Maria Magdalena (Yohanes 19:25-26). Pada daftar itu Matius 27:55 menambahkan "ibu anak-anak Zebedeus", yang diduga bernama Salome yang disebut-sebut dalam Markus 15:40, serta wanita-wanita lain yang telah mengikuti Yesus dari Galilea dan melayaniNya (disebutkan dalam Injil Matius dan Markus). Maria, menggendong jenazah puteranya, meskipun tidak tertulis dalam injil, merupakan motif yang umum dalam seni, yang disebut "pietà" atau "kesalehan".

Menurut Kisah Para Rasul, sesudah kenaikan Yesus ke surga, kurang-lebih 120 jiwa berkumpul di Kamar Atas pada peristiwa terpilihnya Matias untuk mengisi posisi Rasul yang ditinggalkan Yudas Iskariot, di mana Maria adalah satu-satunya orang yang disebutkan namanya selain ke-12 rasul serta para kandidat (Kis. 1:12-26, khususnya ayat 14, meskipun disebutkan dalam ayat ini bahwa saudara-saudara Yesus juga hadir). Sejak peristiwa ini, namanya menghilang dari Alkitab, meskipun beberapa golongan Kristiani yang meyakini bahwa Maria sekali lagi digambarkan sebagai Wanita surgawi dalam Wahyu (Wahyu 12:1).

Kematiannya tidak tercatat dalam Alkitab.


Lukisan karya Lima & Wo Ye tentang Maria dan bayi Yesus.
[sunting] Tulisan-tulisan dan tradisi-tradisi umat Kristen selanjutnya
Menurut Injil Yakobus, yang, meskipun bukanlah bagian dari Kitab Perjanjian Baru, berisi materi biografis mengenai Maria yang dianggap "dapat dipercaya" oleh beberapa kalangan Kristiani Ortodoks dan Katolik, Maria adalah puteri dari Yoakim dan Ana. Sebelum mengandung janin Maria, Ana mandul, dan kedua orang tua Maria sudah berusia lanjut ketika dia dikandung. Mereka membawa Maria untuk tinggal di Bait Allah di Yerusalem ketika umurnya baru tiga tahun, sangat mirip dengan peristiwa Hana membawa Samuel untuk tinggal di Tabernakel, sebagaimana yang tercatat dalam Kitab Perjanjian Lama (Tanakh, Alkitab Ibrani).

Menurut tradisi Katolik Romawi dan Ortodoks Timur, antara tiga sampai lima belas tahun sesudah kenaikan Kristus, di Yerusalem atau Efesus, Maria meninggal dunia; disaksikan para rasul Kristus. Selanjutnya, ketika para rasul membuka makamnya, ternyata kosong, sehingga mereka menyimpulkan bahwa dia telah diangkat secara badaniah ke Surga. ("Makam Maria" - sebuah makam di Yerusalem diyakini sebagai makam Maria, namun makam itu baru dikenal pada abad ke-6.)


[sunting] Maria dalam agama-agama non-Abrahamik
Beberapa penganut agama-agama non-Abrahamik (non-Samawi), khususnya para penganut agama Wicca, menghubung-hubungkan Maria dengan Ibu Pertiwi dalam pelbagai tradisi Neo-pagan. Beberapa umat Buddha bahkan pernah menghubung-hubungkan Maria dengan Kwan-Yin, Bodhisattva Welas-Asih yang dihormati oleh berbagai sekte Buddha di Tiongkok. Para penganut agama Santeria menganggap Maria (sebagai Bunda Maria dari Regla) adalah Dewi Yemaja, dan Maria (sebagai "Virgen de la Caridad del Cobre") adalah Dewi Oshun. Tapi bagaimanapun, anggapan dan pandangan perihal Maria secara tepat hanya bisa dilihat dari sudut pandang agama Kristiani yang memang mengerti dan secara khas berkaitan dengan Maria, dimana Maria sungguh adalah makhluk ciptaan Tuhan yang sangat mulia, terpuji di antara wanita, memiliki posisi yang istimewa di mata Tuhan, namun tetaplah bukan seorang dewi atau pun makhluk setengah Tuhan. Ia tetap manusia biasa yang berkenan di mata Tuhan.

Katolik dan Protestan

Pertanyaan:

Ini hal pertama yang jadi ganjalan hati saya di dalam Katolik.
Yang ke-2 adalah soal patung-patung.
Selama puluhan tahun saya di Katolik, memang tidak dianjurkan baca Alkitab, karena setiap misa pun sudah disediakan kertas tuntunan misa. tapi itu salah saya sendiri, kalau saya tidak baca Alkitab. tapi 7 tahun terakhir ini saya mulai mencari kebenaran Firman Tuhan. Dan saya menemukan banyak sekali Doktrin Gereja Katolik yang TIDAK ALKITABIAH. Salah satunya adalah tentang patung-patung.
Baca : Keluaran 20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
Ini adalah Hukum yang ke-2 dari 10 Perintah Allah.
Dalih Katolik tentang patung adalah bukan menyembah patungnya tapi image dari patung tsb atau hanya menghormati.dan untuk membantu kita membayangkan oknum dari image patung (diwakilkan). seperti melihat foto orgtua dsb.Apakah tanpa foto, kita lupa orangtua kita? Apakah tanpa patung kita susah berdoa kepada Tuhan? Bukankah iman adalah bukti dari segala sesuatu yang tidak kelihatan? Ibrani 11:1 Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.

Lalu kenapa 10 perintah Allah-nya Katolik, Hukum yang ke-2 ini dihilangkan??? Saya bertanya2 tentang hal ini, mengapa Katolik melakukan itu? sampai akhirnya saya baca tentang sejarah Katolik dan doktrin2nya, baru saya temukan, banyak sekali penyimpangan yang terjadi. Apakah saya harus tetap mengikuti tradisi gereja Katolik yang menyimpang sekalipun sudah tahu bahwa itu menentang perintah Tuhan? YOHANES 4:24 “Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.”

Menurut Pak Tay, dasar tentang patung di Alkitab adalah ketika Tuhan suruh bikin 2 Kerub dari emas? dan tongkat Musa? Menurut saya itu khusus untuk umat Allah ketika itu. Hukum Taurat sudah digenapi Tuhan Yesus di atas kayu salib, dan sudah ditulis dalam loh daging/hati kita.Kalau kita masih mengikuti cara beribadah Perjanjian Lama, sia-sialah Yesus mati dikayu salib sebagai Anak Domba Allah yang menebus dosa seluruh umat manusia dan mengadakan Perjanjian Baru. Berarti, setiap tahun, Imam/Pastor kita masih harus menyembelih kambing/domba Paskah? Yang jelas2 berlaku untuk selamanya adalah 10 Perintah Allah. itu saja, sudah diubah Katolik.
Salam – Anna.
Jawaban:

Dear Anna,

Jawaban di bawah ini adalah untuk menanggapi keberatan Anna tentang adanya patung-patung di gereja Katolik, yang menurut Anna tidak Alkitabiah, karena melanggar perintah Allah, yaitu di Keluaran 20:4, yang Anna sebutkan sebagai perintah kedua dari ke sepuluh perintah Allah. Lalu Anna bertanya kenapa Gereja Katolik menghilangkan perintah yang kedua ini, dan mempertanyakan dasar sikap Gereja Katolik dalam hal pembuatan patung-patung ini. Sebenarnya di situs ini sudah pernah dituliskan artikel tentang patung, (lihat Orang Katolik tidak menyembah patung), dan pada kesempatan ini saya menambahkan beberapa point berikut untuk menjawab pertanyaan Anna.

Sebelum memulai pembahasan, kita harus menerima secara objektif, bahwa

* Perintah-perintah Allah yang ada di Kitab Keluaran 20 tersebut tidak diberi nomor secara khusus di dalam Alkitab. Allah tidak memberikan secara eksplisit bagaimana cara memberi nomor pada perintah-perintah itu (Pembagian ayat pada seluruh Alkitab baru dimulai pada jaman abad pertengahan). Jika setiap perintah diberi nomor, maka bisa diperoleh sekitar 15 perintah. Oleh karena itu Gereja Katolik mengelompokkannya tanpa menghilangkan satu ayatpun dari perintah Tuhan itu
* Dua Bapa Gereja yang memainkan peran terbesar dalam hal ini adalah St. Agustinus dan Origen. St. Agustinus adalah orang kudus yang diberi gelar “Doctor of the Church”/ Pujangga Gereja, sedangkan Origen, meskipun dihormati untuk banyak hal, beliau juga dikenal pernah mengajarkan doktrin yang tidak sesuai dengan Alkitab, seperti jiwa-jiwa di neraka akhirnya dapat masuk surga. Gereja Katolik dan Lutheran secara umum mengikuti pengelompokan yang diajarkan oleh St. Agustinus, sedangkan Gereja-gereja Timur dan Protestan umumnya mengikuti Origen.

Jadi perbedaannya pengelompokan 10 perintah Allah menurut gereja-gereja Timur dan Protestan (mengikuti Origen):

1. Akulah Tuhan, Allahmu yang membawa engkau keluar dari Mesir, dari tempat perbudakan (ay. 2,3)
2. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit, di bumi dan di dalam bumi. (ay. 4)
3. Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan sembarangan (ay.7)
4. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat/ hari Tuhan (ay.8)
5. Hormatilah ayahmu dan ibumu (ay.12)
6. Jangan membunuh (ay.13)
7. Jangan berzinah (ay.14)
8. Jangan mencuri (ay.15)
9. Jangan mengungkapkan saksi dusta tentang sesamamu (ay.16)
10. Jangan mengingini rumah sesamamu, jangan mengingini isterinya, atau apapun yang menjadi milik sesamamu (ay. 17)

Sedangkan pengelompokan 10 perintah Allah menurut Gereja Katolik dan Lutheran (mengikuti St. Agustinus) adalah:

1. Akulah Tuhan, Allahmu: Jangan ada allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit dan di bumi, dan jangan sujud menyembah kepadanya (ay. 2, 3, 4, 5)
2. Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat (ay.7)
3. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat/ hari Tuhan (ay.8)
4. Hormatilah ayahmu dan ibumu (ay.12)
5. Jangan membunuh (ay.13)
6. Jangan berzinah (ay.14)
7. Jangan mencuri (ay.15)
8. Jangan mengungkapkan saksi dusta tentang sesamamu (ay.16)
9. Jangan mengingini isteri sesamamu (ay.17 a)
10. Jangan mengingini hak milik sesamamu (ay. 17 b)

Jadi apa yang dapat disimpulkan dari hal tersebut di atas:

1. Di sini terlihat, Gereja Katolik tidak menghapuskan ayat Kel 20:4, namun mengelompokkannya dengan ayat yang ke-3 dan ke 5 dalam perintah pertama. Katekismus Gereja Katolik #2084 menuliskan versi lengkap perintah pertama dari 10 Perintah Allah sebagai berikut:

“Akulah Tuhan Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya” (Kel 20:2-5).
[Perintah ini dikaitkan dengan sabda Yesus dalam Perjanjian Baru], “Ada tertulis, engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti (Mat 4:10)
2. Jadi Gereja Katolik melihat ayat 4 tersebut tidak dapat dipisahkan dengan ayat 3 dan 5 yaitu untuk menyembah Allah yang satu dan berbakti hanya kepada-Nya. Sebab jika berdiri sendiri, penerapan ayat yang ke-4 ini sesungguhnya tidak mungkin diterapkan dalam kehidupan manusia. Manusia tidak henti-hentinya membuat image/ ‘gambaran’/ patung (terjemahan dari ‘image’ tidak terbatas pada patung tetapi juga gambar) yang menyerupai sesuatu di langit dan bumi. Jika diterapkan secara harafiah maka semua seniman pelukis atau pematung adalah pendosa berat; semua museum yang menyimpan lukisan dan patung bersejarah adalah tempat yang penuh dosa; semua orang Kristen tidak boleh menonton film/ TV, karena di situ ada gambar yang menyerupai manusia/ hewan/ tumbuhan; tidak boleh memotret dan memasang foto, tidak boleh melukis/ menggambar, tidak boleh mengajari anak-anak dengan bantuan gambar-gambar, tidak boleh saling mengirim kartu Natal karena di situ ada gambar Yesus dan kandang Natal dst. Padahal gambar-gambar sebenarnya juga berguna untuk pengajaran iman, terbukti bahwa di sekolah minggu/bina iman, guru-guru menggunakan gambar untuk mengajarkan tentang Yesus. Atau, sebelum orang dapat membaca/ buta huruf (12 abad di Eropa, dan 19 abad rata-rata di Asia dan Afrika), gambar dan patung adalah jalan yang dipakai untuk mengantar orang pada Tuhan. Mungkin ini sulit dibayangkan oleh kita yang hidup jaman ini karena kita semua dapat membaca. Tetapi jika kita hidup di jaman bahela itu, tentu kita akan mengerti bahwa gambar-gambar, sepanjang tidak kita sembah sebagai Allah, maka tidaklah merupakan berhala.
3. Jadi yang dilarang disini adalah patung berhala yang disembah sebagai Tuhan, bukannya semua jenis patung/ gambar. Inilah yang menjadi sikap Gereja Katolik; bahwa sepanjang gambar dan patung itu tidak disembah sebagai Allah, tidak ada salahnya membuat gambar dan patung. Jangan lupa bahwa gambar dan patung adalah karya seni seperti halnya musik. Jika di gereja-gereja Protestan musik dipakai untuk membawa orang lebih dekat kepada Tuhan, demikian pula di gereja Katolik. Pasti musik itu hanya dianggap sebagai ‘alat’ saja bukan? Kita ke gereja bukan untuk mendengar musik, tetapi Firman Allah yang terkandung di dalamnya. Demikian juga dengan patung/ gambar yang ada di gereja Katolik, hanya merupakan alat saja yang membantu mengarahkan kita pada Tuhan. Tanpa patung dan tanpa musik kita sesungguhnya bisa saja berdoa, tetapi tentu tidak ada salahnya kita memakai keduanya jika itu lebih membantu kita memusatkan hati pada Tuhan.
4. Ya, dalam Gereja Katolik, kitapun menyembah Allah dalam roh dan kebenaran (Yoh 4:24), namun juga dengan seluruh panca indera kita. Maka ada musik (indera pendengar), patung, gambar (indera penglihatan dan peraba), wewangian/ incense (penciuman); semuanya ini hanya ‘pelengkap/ alat’ saja, sedangkan di atas semua itu, kita menyambut Ekaristi (yang kita sambut melalui indera perasa, menjadi makanan rohani).

Dasar Alkitab:

1. Sekarang tentang dasar Alkitab. Dalam Perjanjian Lama disebutkan banyak ayat yang menunjukkan bahwa Allah sendiri memerintahkan untuk membuat patung kerub/ malaikat (Kel 25:1, 18-20; 1 Taw 28:18-19) dan juga patung ular tembaga yang ditinggikan di atas tiang untuk mendatangkan kesembuhan jasmani (Bil 21:8; Ul 21:9), yang merupakan gambaran Kristus yang ditinggikan di kayu salib (Yoh 3:14) untuk mendatangkan kesembuhan/ keselamatan rohani. Memang perintah untuk membuat patung pada Perjanjian Lama itu berlaku pada saat itu, namun secara objektif kita mengetahui bahwa Allah tidak melarang pembuatan patung, malah menganjurkannya jika itu membantu kita mendekatkan diri pada Tuhan.

Jadi jika Gereja Katolik mengizinkan adanya patung Yesus, bukan berarti kita kembali ke Perjanjian Lama, malah sebaliknya: Kita mengikuti Perjanjian Baru karena Perjanjian Lama telah diperbaharui dengan Perjanjian Baru oleh Kristus. Dalam Perjanjian Baru, Allah sendiri memperbaharui cara pewahyuan Diri-Nya, tidak lagi melalui perantaraan nabi-nabi, namun langsung melalui Kristus PuteraNya. Pada waktu Perjanjian Lama, Ia tidak mengizinkan orang membuat sesuatupun yang menyerupai DiriNya (yang di langit/ di surga). Namun di dalam Perjanjian Baru, hukum ini diperbaharui oleh Kristus. Sebab Allah menjelma menjadi manusia di dalam diri Kristus.
2. “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan” (Kol 1:15) dan “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh 14:9).

Di sini kita melihat bahwa Yesus adalah gambaran Allah sendiri, dan sejak saat itu misteri Allah yang tak terlihat menjadi terlihat di dalam diri Kristus. Penggambaran DiriNya yang dalam Perjanjian Lama dilarang, dalam Perjanjian Baru malah dinyatakan di dalam Kristus, yang menjadi gambaran kepenuhan misteri Allah.

Maka alasan Gereja memperbolehkan gambar/ patung Yesus adalah karena Allah-lah yang terlebih dahulu menggambarkan Diri-Nya di dalam Yesus! Maka Katekismus Gereja Katolik #2131 (berdasarkan Konsili Nicea 787 AD) mengatakan, “…Dengan penjelmaan menjadi manusia, Putera Allah membuka satu ‘tata gambar’ yang baru”.

Atas dasar ini Gereja memperbolehkan penggunaan patung, tentu saja tidak untuk disembah sebagai tuhan. Jadi di sini dibedakan 2 jenis penghormatan. Penyembahan, yang hanya kepada Tuhan disebut sebagai “latria”/ adoration, sedangkan penghormatan kepada gambar/ patung Yesus/ Maria/ Orang Kudus, hanyalah sebagai “dulia”/ veneration, seperti halnya kita menghormati bendera kebangsaan.

Semoga tambahan keterangan ini dapat memperjelas pertanyaan Anna tentang sikap Gereja Katolik mengenai hal patung, dan perihal ayat Kel 20:4.

Jumat, 28 Agustus 2009

Ezekiel // Yehezkiel

1 Pada tanggal sepuluh bulan lima, dalam tahun ketujuh masa pembuangan kami, beberapa orang pemimpin Israel datang kepadaku untuk meminta petunjuk TUHAN. Setelah mereka duduk di depanku,
2 aku mendengar TUHAN berkata kepadaku,
3 "Hai manusia fana, bicaralah kepada pemimpin-pemimpin itu dan katakan bahwa Aku, TUHAN Yang Mahatinggi berkata begini, 'Berani sekali kamu minta petunjuk daripada-Ku! Demi Aku, Allah yang hidup, Aku tak sudi dimintai petunjuk olehmu! Aku, TUHAN Yang Mahatinggi telah berbicara.'
4 Hai manusia fana, sudah siapkah engkau menghakimi mereka? Nah, laksanakanlah! Ingatkanlah mereka akan segala kekejian yang telah dilakukan oleh nenek moyang mereka.
5 Sampaikanlah apa yang Kukatakan ini. Aku telah memilih Israel dan mengangkat sumpah bagi mereka. Di Mesir, Aku menyatakan diri kepada mereka serta berkata, 'Akulah TUHAN Allahmu.'
6 Pada waktu itu Aku bersumpah akan membawa mereka keluar dari Mesir menuju ke negeri yang Kupilih untuk mereka. Negeri itu kaya dan subur, tanah yang paling baik di seluruh dunia.
7 Kusuruh mereka membuang patung-patung menjijikkan yang mereka sukai itu, dan Kularang mereka menajiskan diri dengan menyembah berhala-berhala dari Mesir, sebab Akulah TUHAN Allah mereka.
8 Tetapi mereka melawan Aku dan tidak mau mendengarkan Aku. Mereka tidak mau membuang patung-patung yang menjijikkan itu dan juga tidak mau berhenti menyembah berhala-berhala Mesir. Pada waktu mereka masih di sana, Aku sudah siap hendak melepaskan kemarahan-Ku terhadap mereka.
9 Tetapi Aku tidak melakukannya, supaya nama-Ku jangan dihina oleh bangsa-bangsa di tempat mereka berada. Sebab di depan bangsa-bangsa itu, Aku telah mengumumkan bahwa bangsa Israel akan Kubawa keluar dari Mesir.
10 Lalu Kubawa mereka keluar dari Mesir menuju ke padang pasir.
11 Di sana Kuberikan kepada mereka perintah-perintah-Ku dan Kuajarkan hukum-hukum-Ku yang harus mereka taati, sebab orang yang mentaatinya akan tetap hidup.
12 Kusuruh mereka menghormati hari Sabat sebagai tanda perjanjian-Ku dengan mereka, untuk mengingatkan mereka bahwa Aku TUHAN, telah mengkhususkan mereka untuk-Ku.
13 Tetapi di padang pasir itu juga mereka melawan Aku. Mereka melanggar perintah-perintah-Ku, dan menolak hukum-hukum-Ku yang menjamin bahwa orang yang mentaatinya tetap hidup. Mereka sangat mencemarkan hari Sabat. Sebab itu, di padang pasir itu Aku sudah siap hendak melepaskan amukan kemarahan-Ku terhadap mereka dan membinasakan mereka.
14 Tetapi Aku tidak melakukannya demi kehormatan nama-Ku, supaya nama-Ku jangan dihina oleh bangsa-bangsa yang melihat Aku membawa Israel keluar dari Mesir.
15 Di padang pasir itu juga Aku mengancam bahwa bangsa Israel tidak akan Kubawa masuk ke tanah yang sudah disediakan bagi mereka, tanah yang kaya dan subur dan yang paling baik di seluruh dunia.
16 Ancaman itu Kuucapkan oleh karena mereka mengabaikan perintah-perintah-Ku melanggar hukum-hukum-Ku dan menajiskan hari Sabat. Mereka lebih suka menyembah berhala-berhala mereka.
17 Tetapi kemudian Aku kasihan kepada mereka, sehingga mereka tidak jadi Kubunuh di padang pasir itu.
18 Sebaliknya orang-orang muda di antara mereka, Kunasihati begini, 'Janganlah mengikuti peraturan-peraturan yang dibuat oleh nenek moyangmu. Jangan meniru kebiasaan mereka dan jangan juga najiskan dirimu dengan menyembah berhala-berhala mereka.
19 Akulah TUHAN Allahmu. Taatilah hukum-hukum dan perintah-perintah-Ku.
20 Hormatilah hari Sabat supaya menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu, untuk mengingatkan kamu bahwa Akulah TUHAN Allahmu.'
21 Tetapi angkatan muda itu pun membandel terhadap Aku. Mereka melanggar hukum-hukum-Ku dan mengabaikan perintah-perintah-Ku, yang menjamin bahwa orang yang mentaatinya tetap hidup. Mereka mencemarkan hari Sabat. Sebab itu Aku sudah siap hendak melepaskan amukan kemarahan-Ku terhadap mereka di padang pasir itu dan membunuh mereka semua.
22 Tetapi Aku tidak melakukannya supaya nama-Ku jangan dihina oleh bangsa-bangsa yang melihat Aku membawa Israel keluar dari Mesir.
23 Di padang pasir itu juga Aku bersumpah bahwa Aku akan menceraiberaikan mereka ke seluruh dunia,
24 karena mereka telah mengabaikan perintah-perintah-Ku, melanggar hukum-hukum-Ku, menajiskan hari Sabat, dan tetap menyembah dewa-dewa yang dipuja oleh nenek moyang mereka.
25 Kemudian Kuberikan kepada mereka hukum-hukum yang tidak baik dan perintah-perintah yang tidak dapat memberi hidup.
26 Kubiarkan mereka menajiskan diri dengan kurban-kurban mereka sendiri, bahkan anak-anak lelaki mereka yang sulung mereka kurbankan. Dengan cara itu Aku menghukum mereka supaya mereka tahu bahwa Akulah TUHAN.
27 Nah, manusia fana, sampaikanlah kepada orang Israel, apa yang Aku TUHAN Yang Mahatinggi katakan kepada mereka: Ini contoh lain yang menunjukkan bagaimana nenek moyangmu menghina Aku dan tidak setia kepada-Ku.
28 Aku membawa mereka ke tanah yang telah Kujanjikan kepada mereka. Ketika mereka melihat bukit-bukit yang tinggi dan pohon-pohon yang rindang, mereka mempersembahkan kurban di tempat-tempat itu. Mereka membuat Aku marah karena kurban-kurban bakaran dan persembahan anggur mereka.
29 Aku bertanya kepada mereka, 'Tempat-tempat tinggi apa yang kamu kunjungi itu?' Maka sejak itu tempat-tempat itu disebut 'Tempat-tempat tinggi'.
30 Jadi sampaikanlah kepada orang Israel apa yang Aku, TUHAN Yang Mahatinggi katakan kepada mereka. 'Mengapa kamu melakukan dosa-dosa seperti yang dilakukan nenek moyangmu? Seperti mereka, kamu juga mengikuti berhala-berhala yang menjijikkan itu.
31 Bahkan sampai hari ini pun kamu menajiskan diri dengan membawa persembahan dan membakar anak-anakmu sebagai kurban kepada berhala-berhala. Lalu masih beranikah kamu meminta petunjuk daripada-Ku? Demi Aku, Allah yang hidup, TUHAN Yang Mahatinggi, kamu tidak Kuizinkan meminta petunjuk daripada-Ku.
32 Kamu ingin menyamai bangsa-bangsa lain dan penduduk negeri-negeri lain yang menyembah pohon dan batu. Tetapi keinginanmu itu tidak akan tercapai.'"
33 "Demi Aku, Allah yang hidup, TUHAN Yang Mahatinggi, kamu Kuperingatkan bahwa karena kemarahan-Ku, kamu akan Kuperintah dengan keras dan tegas sehingga kamu merasakan kuasa-Ku. Kamu akan Kukumpulkan dan Kubawa kembali dari segala negeri tempat kamu telah diceraiberaikan.
34 (
33 )
35 Lalu kamu akan Kubawa ke 'Gurun Bangsa-bangsa'. Di sana kamu akan Kuhakimi dengan berhadapan muka,
36 seperti yang telah Kulakukan terhadap nenek moyangmu di Gurun Sinai. Aku TUHAN Yang Mahatinggi telah berbicara.
37 Kamu akan Kuperlakukan dengan keras supaya kamu mentaati perjanjian-Ku.
38 Para pemberontak dan penjahat akan Kusingkirkan dari tengah-tengahmu. Mereka akan Kubawa keluar dari negeri-negeri tempat mereka sekarang tinggal dan tidak Kuizinkan kembali ke tanah Israel. Maka tahulah kamu bahwa Aku TUHAN."
39 TUHAN Yang Mahatinggi berkata, "Hai orang-orang Israel, sekarang terserah kepadamu. Teruskan saja berbuat dosa dengan menyembah berhala-berhalamu! Tetapi ingatlah bahwa sesudah itu kamu harus mentaati Aku dan tidak lagi mencemarkan nama-Ku yang suci dengan membawa persembahan kepada berhala-berhalamu itu.
40 Sebab di tanah Israel, di puncak gunung-Ku yang suci, kamu semua, bangsa Israel akan menyembah Aku. Di sana Aku akan senang kepadamu dan berkenan menerima kurban-kurbanmu, persembahan-persembahanmu yang paling baik dan pemberian-pemberianmu yang khusus.
41 Setelah kamu Kubawa keluar dari negeri-negeri tempat kamu diceraiberaikan, Aku akan mengumpulkan kamu dan menerima segala kurban bakaranmu. Maka tahulah semua bangsa bahwa Aku ini Allah Yang Mahakudus.
42 Bilamana kamu Kubawa kembali ke tanah Israel, tanah yang Kujanjikan kepada nenek moyangmu, maka tahulah kamu bahwa Akulah TUHAN.
43 Di sana kamu akan teringat akan segala perbuatan menjijikkan yang telah menajiskan dirimu. Maka kamu akan muak mengingat segala kejadian itu.
44 Apabila kamu telah Kuperlakukan begitu demi kehormatan nama-Ku, dan bukan setimpal dengan kelakuanmu yang buruk serta perbuatanmu yang jahat, tahulah kamu orang Israel bahwa Akulah TUHAN. Aku TUHAN Yang Mahatinggi telah berbicara."
45 TUHAN berkata kepadaku, begini,
46 "Hai manusia fana, lihatlah ke sebelah selatan. Tegurlah tanah selatan dan kecamlah hutan di sana.
47 Suruhlah hutan itu mendengarkan apa yang Aku TUHAN Yang Mahatinggi katakan kepadanya, 'Dengarlah! Aku akan menyalakan api yang membakar habis setiap pohon yang ada padamu, baik yang kering maupun yang segar. Api yang menyala-nyala itu tidak dapat dipadamkan. Ia akan menjalar dari selatan ke utara, dan semua orang akan merasakan panasnya.
48 Mereka akan menyadari bahwa Aku, TUHAN telah menyalakan api itu, dan tak seorang pun dapat memadamkannya.'"
49 Tetapi aku Yehezkiel menyatakan keberatanku dan berkata, "TUHAN Yang Mahatinggi, jangan suruh aku mengatakan itu! Semua orang sudah mengeluh sebab aku suka berbicara dengan kiasan sehingga sukar dimengerti."

Ajaran dalam Alkitab, Wudhu & Takbir

PERINTAH BERWUDHU DAN SHOLAT DALAM ALKITAB DAN AL-QURAN

Postby Cheng Ho » 2008 07 28, 5:29
Perintah berwudhu dan Sholat dalam Alkitab

Berwudhu sebelum Sholat

2 Samuel 20: Lalu Daud bangun dari lantai, ia mandi dan berurap dan bertukar pakaian; ia masuk ke dalam rumah TUHAN dan sujud menyembah. Sesudah itu pulanglah ia ke rumahnya, dan atas permintaannya dihidangkan kepadanya roti, lalu ia makan.

Keluaran 30:21 haruslah mereka membasuh tangan dan kaki mereka, supaya mereka jangan mati. Itulah yang harus menjadi ketetapan bagi mereka untuk selama-lamanya, bagi dia dan bagi keturunannya turun-temurun."

Keluaran 40:31 Musa dan Harun serta anak-anaknya membasuh tangan dan kaki mereka dengan air dari dalamnya.


Ucapan sebelum memulai sholat : Allahhuakbar!

Mazmur 63:4 (63-5) Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu.


Mazmur 48:1 Nyanyian. Mazmur bani Korah. (48-2) Besarlah TUHAN dan sangat terpuji di kota Allah kita!

Kejadian 17:3 Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya:

Bilangan 20:6 Maka pergilah Musa dan Harun dari umat itu ke pintu Kemah Pertemuan, lalu sujud. Kemudian tampaklah kemuliaan TUHAN kepada mereka.

Yosua 7: 6 Yosuapun mengoyakkan jubahnya dan sujudlah ia dengan mukanya sampai ke tanah di depan tabut TUHAN hingga petang, bersama dengan para tua-tua orang Israel, sambil menaburkan debu di atas kepalanya.

2 Tawarikh 7:3 Ketika segenap orang Israel melihat api itu turun dan kemuliaan TUHAN meliputi rumah itu, berlututlah mereka di atas lantai dengan muka mereka sampai ke tanah, lalu sujud menyembah dan menyanyikan syukur bagi TUHAN: "Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya."

Nehemia 8:6 (8-7) Lalu Ezra memuji TUHAN, Allah yang maha besar, dan semua orang menyambut dengan: "Amin, amin!", sambil mengangkat tangan. Kemudian mereka berlutut dan sujud menyembah kepada TUHAN dengan muka sampai ke tanah.

Matius 26: 39 Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."

1 Raja-Raja 18: 42 Lalu Ahab pergi untuk makan dan minum. Tetapi Elia naik ke puncak gunung Karmel, lalu ia membungkuk ke tanah, dengan mukanya di antara kedua lututnya.

Wahyu 7: 11 Dan semua malaikat berdiri mengelilingi takhta dan tua-tua dan keempat makhluk itu; mereka tersungkur di hadapan takhta itu dan menyembah Allah,

Mazmur 95: 6 Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.

Mazmur 22: 29 (22-30) Ya, kepada-Nya akan sujud menyembah semua orang sombong di bumi, di hadapan-Nya akan berlutut semua orang yang turun ke dalam debu, dan orang yang tidak dapat menyambung hidup.

Hakim Hakim 13: 20 Sedang nyala api itu naik ke langit dari mezbah, maka naiklah Malaikat TUHAN dalam nyala api mezbah itu. Ketika Manoah dan isterinya melihat hal ini, sujudlah mereka dengan mukanya sampai ke tanah.

1 Raja Raja 18: 39 Ketika seluruh rakyat melihat kejadian itu, sujudlah mereka serta berkata: "TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!"


1Samuel 20:41 Maka pulanglah budak itu, lalu tampillah Daud dari sebelah bukit batu; ia sujud dengan mukanya ke tanah dan menyembah tiga kali. Mereka bercium-ciuman dan bertangis-tangisan. Akhirnya Daud dapat menahan diri.

Kejadian 24: 52 Ketika hamba Abraham itu mendengar perkataan mereka, sujudlah ia sampai ke tanah menyembah TUHAN.

Kristen dan Pohon Natal

Menurut sebuah legenda, ada seorang pendeta Inggris bernama St. Boniface yang memimpin beberapa gereja di Jerman dan Perancis. Suatu hari dalam perjalanannya dia bertemu dengan sekelompok orang yang akan mempersembahkan seorang anak kepada dewa Thor di sebuah pohon oak. Untuk menghentikan perbuatan jahat mereka, secara ajaib St. Boniface merobohkan pohon oak tsb dengan pukulan tangannya. Setelah kejadian yang menakjubkan tersebut di tempat pohon oak yang roboh tumbuhlah sebuah pohon cemara.

Sedangkan sejarah pohon natal yang banyak disepakati itu sendiri dimulai dari Jerman. Konon Bangsa Jerman kuno memiliki kebiasaan memasang batang pohon (lengkap dengan cabang-cabang dan daun-daunnya) di tempat tinggal mereka untuk mengusir ‘bad spirit’, dan sebagai simbol agar musim semi cepat tiba. Kebiasaan ini telah dimiliki pada zaman dahulu bahkan sebelum kitab-kitab suci dibawa oleh para nabi.

Pada saat kristen menyebar di Jerman, gereja tidak menyukai kebiasaan tersebut dan melarangnya. Sekitar abad ke-12, seorang pemilik bakery memiliki ide untuk menaruh batang pohon tersebut dalam keadaan terbalik dan hal ini disetujui oleh gereja katolik.

Setelah protestan muncul, Martin Luther King mempopulerkan dengan posisi natural seperti pohon pada umumnya dan dihiasi dengan lilin-lilin untuk menunjukkan pada anak-anaknya bagaimana bintang-bintang berkilauan di langit yang kelam. Ia begitu terkesan akan keindahan suasana Natal dan bertaburannya bintang diatas pohon cemara disekitar rumahnya, sehingga ia berusaha untuk mengalihkan suasana Natal ini ke dlm rumahnya dgn cara mendekorasi pohon cemara tsb menjadi pohon Natal. Dan seiring dengan waktu, pohon natal pun didekorasi dengan hiasan-hiasan menarik seperti lampu-lampu, angel, bahkan cokelat dan apel.

Pertama kali pohon Natal tercantum secara tertulis di Elsas pada th 1520 sedangkan lukisan tertua yg menggambarkan pohon natal dihias berasal dari th 1579. Baru di th 1850 pohon Natal itu merambat menjadi tradisi di seluruh dunia.

Secara tradisional, pohon natal di Jerman dipasang dan dihias pada tanggal 24 Desember saat malam natal, hingga setelah dua belas hari yakni tanggal 6 Januari.

Pohon natal pertama di Inggris datang karena raja Georgian yang berasal dari Jerman. Pada saat itu rakyat Inggris kurang bersimpati pada monarki Jerman sehingga trend tersebut tidak merakyat di kalangan mereka.

Saat penduduk Jerman menyebar ke berbagai wilayah termasuk Amerika, mereka pun kerap memasang cemara yang tergolong pohon evergreen untuk dekorasi Natal di dalam rumah. Dari catatan yang ada, orang Jerman di Pennsylvania Amerika Serikat memajang pohon Natal untuk pertama kalinya pada tahun 1830-an. Tetapi ada juga pendapat yang menyatakan bahwa kebiasaan memasang pohon natal pertama kali di Amerika dipopulerkan oleh tentara Jerman Hessian.

Pada tahun 1846 ratu Victoria dan pangeran Jermannya, Albert digambarkan oleh London News berdiri beserta kedua anak mereka mengelilingi pohon natal. Karena ratu Victoria sangat populer di hati rakyat, segeralah pohon natal menjadi trend di kalangan rakyat Inggeris bahkan menyebar hingga ke pantai timur Amerika. Pohon natal pertama di Amerika konon bermula di Pennsylvania yang dipopulerkan oleh pendatang yang berasal dari Jerman.

Senin, 24 Agustus 2009

Alkitab

1 Raja-raja 4 – Bible in Basic English

4:26And Solomon had four thousand boxed-off spaces for horses for his carriages, and twelve thousand horsemen.

1 Raja-raja 4 – Alkitab Terjemahan Baru

4:26Lagipula Salomo mempunyai kuda empat puluh ribu kandang untuk kereta-keretanya dan dua belas ribu orang berkuda.

Sangat jelas bahwa diatas Solomon/salomo/sulaiman, mempunyai empat ribu kandang, sedangkan dibawah jumlah kandangnya sudah berubah menjadi empat puluh ribu.

ini terjadi di pasal yang sama dan ayat yang sama dalam kitab yang sama, ( kitab yang sama artinya dalam Alkitab / Bible ).

Sabtu, 22 Agustus 2009

Antara Yesus, Salib, Tali Gantung dan Ketapel

KETAPEL adalah alat yang digunakan untuk berburu binatang (burung). Berbentuk huruf ( Y ) yang bagian atasnya (kanan dan kiri) disatukan dengan karet yang di-ikat ke ujung bagian kanan kiri kulit, kemudian tengahnya diberi sebuah batu, ditarik kuat-kuat, lalu diarahkan ke sasaran dan dilepaskan. jika itu KETAPEL maka inilah Salib.

Salib terbuat dari dua potong batang yang berbeda ukuran, satu batang lebih pendek /panjang dari yang lain. jika ketapel digunakan untuk memburu binatang, maka Salib berbeda fungsi, Salib oleh kaum Yahudi digunakan untuk menghukum orang yang terkutuk.

Lepas dari benar atau tidaknya Yesus mati di atas tiang Salib, seringkali kita membaca tulisan para cendekiawan kristen yang berusaha merangkum kalimat yang dapat membuat kaum awam tercengang dan takjub terhadap kesaktian Salib bila membacanya.

Ada pula cendekiawan kristen yang menulis tentang rahasia Tuhan dibalik bentuk vertical dan horizontal yang ada pada Salib, dan mereka buat pembahasan tentang filsafat Salib, ini juga membuat banyak orang awam kagum terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak mereka fahami.

Tidak dapat diingkari bahwa Salib adalah karya umat Yahudi, umat Yahudi memandang Yesus sebagai orang terkutuk hingga pantas dihukum mati di atas tiang Salib dan ini bukan hanya dialami oleh Yesus saja, saat Yesus diSalib pun terdapat dua orang yang juga sedang disalib dan banyak orang yang mati diatas tiang Salib sebelum Yesus.

Seandainya kaum Yahudi menggantung leher dengan tali gantung, atau mengikat kaki pada kayu yang berbentuk seperti ketapel ( Y ) untuk menghukum mati "Yesus" orang yang mereka pandang terkutuk, apakah umat kristen sekarang akan menjadikan tali gantung atau huruf ( Y ) sebagai symbol kekuatan Tuhan atau keramat?
Apakah cendekiawan kristen sekarang juga akan sibuk membahas tentang filsafat tali gantung atau kayu yang berbentuk ketapel, hanya karena orang yang mereka Tuhankan mati dijirat oleh tali gantung atau terikat pada tiang yang berbentuk huruf ( Y ) ?

Pertanyaan semacam itulah yang semestinya diajukan, agar orang awam tahu bahwa pembahasan tentang filsafat Salib seperti yang sering ditulis oleh para cendekiawan kristen hanyalah kajian yang mengada-ada.

Jumat, 21 Agustus 2009

Tentang Yesus dan Yudas

Tafsir Suroh Ali Imron ayat 52-58

(52) Maka tatkala terasa oleh Isa kekafiran mereka , berkatalah dia : " Siapakah yang akan menolongku kepada Allah ?" menjawablah Hawariyun : " Kamilah penolong-penolong Allah dan kami naik saksi bahwa kami ini adalah menyerahkan diri " .

(53) Ya Tuhan kami! Kami telah percaya kepada apa yang telah Engkau turunkan, dan kamipun telah mengikut Rasul itu. Sebab itu tuliskanlah kiranya kami bersama-sama orang-orang yang telah menyaksikan

(54)Dan mereka telah membuat tipudaya, tetapi Allah pun telah menipudaya pula, dan Allah adalah sepandai- pandai (pembalas) tipudaya

(55) ( Ingatlah ) tatkala Allah berkata: Wahai Isa, sesungguhnya Aku akan mewafatkan engkau dan mengangkat engkau kepada-Ku, dan membersihkan engkau dari orang-orang yang kafir, dan akan men­jadikan orang-orang yang mengikut engkau lebih atas dari orang-orang yang kafir itu sampai hari kiamat. Maka kepada Akulah tempat kamu kembali, maka akan Aku putuskan nanti di antara kamu dari hal apa-apa yang telah kamu perselisihkan padanya itu .

(56) Maka adapun orang-orang yang kafir itu, maka akan Aku siksalah mereka dengan siksaan yang sangat didunia dan di akhirat. Dan tidaklah ada bagi mereka orang-orang yang akan menolong .

(57) Dan adapun orang-orang yang beriman dan mengamalkan perbuatan-­perbuatan yang shalih , maka akan Dia sempurnakan ganjaran-ganjaran mereka. Dan Allah tidaklah suka kepada orang-orang yang aniaya.

(58) Demikianlah, telah kami bacakan dia kepada engkau, sebahagian dari ayat-ayat dan peringatan yang amat bijaksana
Kaum Isa Tidak Mau Percaya

فَلَمَّا أَحَسَّ عيسى‏ مِنْهُمُ الْكُفْرَ

"Maka tatkala telah terasa oleh Isa kekafiran mereka." (pangkal ayat 52).

Segala seruannya dibantah dan ditolak, segala mu'jizat yang telah beliau perlihatkan hanya menambah keingkaran mereka belaka.

قالَ مَنْ أَنْصاري إِلَى اللهِ

"Berkatakan dia: siapakah yang akan menolongku pada Allah?"

Yaitu siapakah kiranya yang akan sudi menolong dan membelaku di dalam menegakkan Jalan Allah ini ?

قالَ الْحَوارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصارُ اللهِ

`Menjawablah Hawariyun: Kamilah penalong-penolong Allah!"

Artinya, kamilah yang akan berdiri di samping engkau, wahai Almasih, membela engkau di dalam menegakkan Jalan Allah itu.

آمَنَّا بِاللهِ وَ اشْهَدْ بِأَنَّا مُسْلِمُونَ

"Kami percaya kepada Allah dan kami naik saksi bahwa kami ini adalah menyerahkan diri:" (ujung ayat 52).

Siapakah yang akan sudi berkorban, meninggalkan kepentingan lain untuk menegakkan kehendak Allah? Siapa yang sudi menderita karena menegakkan kebenaran? Kadang-kadang terpisah dari keluarga yang dikasihi, kampung halaman dan kesukaan-kesukaan yang lain? Hawari telah menjawab bahwa mereka telah menyediakan diri untuk itu. Hawari ialah gelar kemuliaan yang diberikan kepada pemuda-pemuda yang telah menyediakan jiwa raga untuk membela Almasih karena kesucian ajarannya. Menurut cara sekarangnya ialah kader-kader pilihan yang telah tahan ditempa. Al-Qur'an tidak menjelaskan berapa bilangan mereka. Yang mengatakan bahwa bilangan mereka adalah 12 orang, 13 orang dengan Yudas yang mengkhianati beliau, lalu diganti dengan yang lain, adalah Injil-injil catatan orang Kristen. Hawari itu telah menyatakan iman kepada Allah dan telah menyerahkan diri, dan taat kepada Isa, walaupun apa penderitaan yang akan mereka tangguhkan. Sebagaimana diketahui bagi penyerahan diri yang sungguh-sungguh itu tidak ada kata lain melainkan Islam dan orang-orangnya ialah Muslimin.

رَبَّنا آمَنَّا بِما أَنْزَلْتَ

" Ya Tuhan kami! Kami telah percaya kepada apa yang Engkau turunkan." (pangkal ayat 53)

Kami telah percaya kepada wahyu­wahyu itu ataupun mu'jizat-mu'jizat itu. Satu pun tidak ada yang kami bantah atau mungkiri lagi.

وَ اتَّبَعْنَا الرَّسُولَ

"Dan kami pun telah mengikut Rasul itu."

Yaitu Isa Almasih. Segala jejak-langkahnya telah kami ikuti, perintah Engkau yang disampaikannya telah kami junjung tinggi:

فَاكْتُبْنا مَعَ الشَّاهِدينَ

"Sebab itu tuliskanlah kiranya kami bersama-sama orang­orang yang telah menyaksikan." (ujung ayat 53).

Masukkanlah kami dalam dafrar orang-orang yang setia kepada Engkau, ya Ilahi. Karena segenap kehidupan kami ini telah kami sediakan buat Engkau, untuk mennegakkan jalan Engkau.

Demikianlah tiap-tiap Nabi mempunyai pembela, di samping orang-orang yang menolak dan menentang dia. Seperti pada Nabi Muhammad saw. dan para sahabat Muhajirin dan Anshar, bahkan ada yang bergelar Hawaii pula, yaitu Zubair bin Awwam, termasuk dalam sepuluh sahabat yang istimewa, maka Nabi Isa Almasih mempunyai Hawari seperti tersebut itu. Nabi Isa Almasih tidak sanggup menyusun kekuatan bersenjata seperti Nabi Muhammad saw. karena beliau menghadapi dua kekuatan, pertama pemerintahan yang dipegang oleh Bangsa Romawi yang kuat di masa itu, kedua kaumnya sendiri Bani Israil, yang kadang­kadang lebih suka mengambil-ambil muka kepada penguasa bangsa Romawi itu daripada menerima seruan Isa. Di saat yang begitulah amat penting pengikut setia yang sudi mengorbankan segala­galanya, walau jiwa sekalipun.

وَمَكَرُوا

"Dan mereka telah membuat tipudaya." (pangkal ayat 54).

Yaitu kaum Nabi Isa as, yang tidak mau percaya kepada risalat beliau itu, kaum Bani Israil. Mereka telah mengatur siasat-siasat yang buruk hendak menyingkirkan Nabi Isa Almasih dari muka bumi, tegasnya hendak membunuh beliau.

وَ مَكَرَ اللهُ

"Tetapi Allahpun telah menipudaya pula."

Artinya tipudaya mereka yang busuk itu, hendak membunuh seorang Utusan Allah telah dibalas oleh Allah dengan tipudayaNya pula. Tipudaya si kafir dengan jalan yang jahat dan maksud yang jahat, sedang tipudaya Allah tidak lain daripada jalan yang baik dan maksud yang baik, sehingga Nabi Isa Almasih terlepaslah dari bahaya tipudaya mereka itu. Itu sebabnya maka tersebut di ujung ayat:

وَ اللهُ خَيْرُ الْماكِرينَ

"dan Allah adalah sepandai pandai (pembalas) tipudaya." (ujung ayat 54).

Kalau manusia yang mempunyai maksud buruk mengadakan tipudaya agar maksud buruknya itu tercapai, maka Tuhan pun lebih pandai mengadakan tipudaya dengan maksudNya yang baik, sehingga kalahlah maksud tipudaya mereka itu oleh tipudaya Tuhan. Dengan ini nyatalah kalau di dalam al-Qur'an tersebut Tuhan membalas tipudaya manusia yang salah, bukanlah berarti Tuhan mengadakan tipudaya yang buruk seperti manusia yang bermaksud jahat itu.

Pada ayat selanjutnya diterangkan Tuhanlah bagaimana pandainya Dia menjawab tipudaya manusia yang jahat itu terhadap Nabi Isa Almasih Alaihis Salam, sehingga beliau terlepas dari bahaya maut yang telah mereka atur, yaitu supaya Nabi Isa hendaknya mati disalib.

إِذْ قالَ اللهُ يا عيسى‏ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَ رافِعُكَ إِلَيَّ وَ مُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذينَ كَفَرُوا

"(Ingadah) tatkala Allah berkata: Wahai lsa,sesungguhnya Aku akan mewafatkan engkau dan mengangkat engkau kepadaKu, dan membersihkan engkau dari orang-orang yang kafir " (pangkal ayat 55).

Artinya yang tepat dari ayat ini ialah bahwa maksud orang-orang kafir itu hendak menjadikan Isa Almasih mati dihukum bunuh, seperti yang dikenal yaitu dipalangkan dengan kayu, tidaklah akan berhasil. Tetapi Nabi Isa Almasih akan wafat dengan sewajarnya dan sesudah beliau wafat, beliau akan diangkat Tuhan ke tempat yang mulia di sisiNya, dan bersihlah diri beliau dari gangguan orang yang kafir-kafir itu.

Kata mutawwafika telah kita artikan menurut logatnya yang terpakai arti asal itu diambillah arti mematikan, sehingga wafat berarti mati, mewafatkan ialah mematikan. Apatah lagi bertambah kuat arti wafat ialah mati, mewafatkan ialah mematikan itu karena banyaknya bertemu dalam al-Qur'an ayat-ayat, yang disana disebutkan tawaffa, tawaffahumul-malaikatu, yang semuanya itu bukan menurut arti asal yaitu mengambil sempurna ambil, melainkan berati mati. Sehingga sampai kepada pemakaian bahasa yang umum jarang sekali diartikan wafat dengan ambil, tetapi pada umumnya diartikan mati juga.

Maka dari itu arti yang lebih dahulu dapat langsung difahamkan, apabila kita membaca ayat ini ialah: "Wahai Isa, Aku akan mematikan engkau dan mengangkat engkau kepadaKu dan membersihkan engkau daripada tipudaya orang yang kafir."

Dia akan diangkat ke sisi Tuhan, ialah sebagai Nabi Idris yang diangkat derajatnya ke tempat yag tinggi, sebagai tersebut di dalam Surat Maryam (Surat 19 ayat 53). Seperti juga orang yang mati syahid di dalam Surat ali Imran ini juga ayat 169, dikatakan bahwa dia tetap hidup.

Tetapi meskipun demikian arti ayat ini yang mula-mula masuk langsung ke dalam pikiran setelah membacanya, namun dalam penafsirannya telah terjadi perselisihan pendapat atau khilafiyah yang panjang di antara ahli-ahli tafsir. Satu golongan besar ahli tafsir mengatakan bahwa arti ayat bukanlah sebagai yang mula-mula difahamkan itu. Tetapi inni mutawaffika artinya ialah sesungguhnya Aku akan mengambil engkau, jadi bukan berarti sesungguhnya Aku akan mematikan engkau. Tegasnya Nabi Isa Alaihis-Salam, tubuh dan rohnya dalam hidup-hidup diambil Tuhan dari alam ini warafi'uka ilayya dan mengangkat engkau kepadaKu, artinya sesudah beliau diambil dari dunia ini lalu diangkat ke langit hidup-hidup. Di langit itulah beliau sampai sekarang ini, dan di akhir zaman akan turun kembali ke dunia membunuh Dajjal.

Golongan ini menafsirkan demikian karena memang bertemu beberapa Hadits yang menerangkan bahwa di akhir Zaman Nabi Isa akan turun ke dunia kembali. Malahan mereka mengeluarkan pendapat bahwasanya ulama-ulama sejak zaman dahulu telah ijma mengatakan bahwa Nabi Isa telah diangkat ke langit, dan kelak dekat-dekat akan kiamat dia akan turun ke dunia membunuh babi dan menghancurkan salib.

Dan alasan mereka pula, ketika Nabi Muhammad saw. mi'raj, beliau bertemu Nabi Isa bersama Nabi Yahya. Tetapi oleh karena di dalam Agama Islam benar-benar ada kebebasan pikiran di dalam menafsirkan ayat-ayat Tuhan, meskipun yang menafsirkan demikian itu golongan besar yang disebut dalam istilah berita dengan jumhur; (hanya sekali) dan ada yang mengatakan bahwa faham menafsirkan itu telah ijma', telah sama pendapat seluruh ulama, namun yang mengeluarkan pendapat berbeda sangat dengan tafsiran itu telah timbul pula.

Al-Alusi di dalam tafsirnya yang terkenal Ruhul Ma'ani, setelah memberikan keterangan beberapa pendapat tentang arti mutawwafika, akhirnya menyatakan pendapatnya sendiri bahwa artinya telah mematikan engkau, yaitu menyempurnakan ajal engkau (mustaufi ajalika) dan mematikan engkau menurut jalan biasa, tidak sampai dapat dikuasai oleh musuh yang hendak membunuh engkau.Dan beliau menjelaskan lagi bahwa arti warafi'uka ilayya, dan mengangkat engkau kepadaKu , telah mengangkat derajat beliau , memuliakan beliau, mendudukkan beliau, di tempat yang tinggi, yaitu roh beliau sesudah mati. Bukan mengangkat badannya.

Lalu al-Alusi mengemukakan beberapa kata rafa'a yang berarti "angkat" itu terdapat pula dalam beberapa ayat dalam al-Qur'an yang tiada lain artinya daripada mengangkat kemuliaan rohani sesudah meninggal.

Syaikh Muhammad Abduh menerangkan tentang tafsir ayat ini demikian: Ulama di dalam menafsirkan ayat ini menempuh dua jalan. Yang pertama dan yang masyhur ialah bahwa dia diangkat Allah dengan tubuhnya dalam keadaan hidup, dan nanti dia akan turun kembali di akhir zaman dan menghukum di antara manusia dengan syariat kita. Dan kata beliau seterusnya: " .......Dan jalan penafsiran yang kedua ialah memahamkan ayat menurut asli yang tertulis, mengambil arti tawaffa dengan maknanya yang nyata, yaitu mati seperti biasa, dan rafa'a(angkat), ialah rohnya diangkat sesudah beliau mati.

Dan kata beliau pula: " Golongan yang mengambil tafsir cara yang kedua ini terhadap hadits-hadits yang menyatakan Nabi Isa telah naik ke langit dan akan turun kembali, mereka mengeluarkan dua kesimpulan (takhrij). Kesimpulan pertama: Hadits-hadits itu ialah hadits-hadits ahad yang bersangkut-paut dengan soal i'tikad (kepercayaan) sedang soal-soal yang bersangkutan dengan kepercayaan tidaklah dapat diambil kalau tidak qath'i (tegas). Padahal dalam perkara ini tidak ada sama sekali hadits yang mutawatir."

Kemudian beliau terangkan pula takhrij golongan kedua ini tentang nuzul Isa (akan turun Nabi Isa di akhir zaman) itu. Menurut golongan ini kata beliau turunnya Isa bukanlah turun tubuhnya, tetapi akan datang masanya pengajaran Isa yang asli , bahwa intisari pelajaran beliau yang penuh rahmat, cinta dan damai dan mengambil maksud pokok dari syariat, bukan hanya semata-mata menang kulit, yang sangat beliau cela pada perbuatan kaum Yahudi seketika beliau datang dahulu, akan bangkit kembali." Demikianlah keterangan Syaikh Muhammad Abduh. (Tafsiral-Manar, jilid III, 317, cet. ke 3.)

Sayid Rasyid Ridha pernah menjawab pertanyaan dari Tunisia. Bunyi pertanyaan: "Bagaimana keadaan Nabi Isa sekarang? Di mana tubuh dan nyawanya? Bagaimana pendapat tuan tentang ayat inni mutawwaffika wa rafi'uka ? Kalau memang dia sekarang masih hidup, seperti di dunia ini, dari mana dia mendapat makanan yang amat diperlukan bagi tubuh jasmani ­haiwani itu ? Sebagaimana yang telah menjadi Sunnatullah atas makhlukNya ? "

Sayid Rasyid Ridha, sesudah menguraikan pendapat-­pendapat ahli tafsir tentang ayat yang ditanyakan ini, mengambil kesimpulan: "Jumlah kata, tidaklah ada nash yang sharih (tegas) di dalam al-Qur'an bahwa Nabi Isa telah diangkat dengan tubuh dan nyawa ke langit dan hidup di sana seperti di dunia ini, sehingga perlu menurut sunnatullah tentang makan dan minum, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang makan beliau sehari-hari.

Dan tidak pula ada nash yang sharih menyatakan beliau akan turun dari langit. Itu hanyalah akidah dari kebanyakan orang Nasrani, sedang mereka itu telah berusaha sejak lahirnya Islam menyebarkan kepercayaan ini dalam kalangan kaum Muslimin."

Lalu beliau teruskan lagi: "Masalah ini adalah masalah khilafiyah sampaipun tentang masih diangkat ke langit dengan roh dan badannya itu."

Dan berkata pula Syaikh Mustafa al-Maraghi, Syaikh Jami al-Azhar yang terkenal sebelum Perang Dunia ke-2, menjawab pertanyaan orang tentang ayat ini: "Tidak ada dalam al-Qur'an suatu nash yang sharih dan putus tentang Isa as. diangkat ke langit dengan tubuh dan nyawanya itu, dan bahwa dia sampai sekarang masih hidup, dengan tubuh nyawanya.

Adapun sabda Tuhan mengatakan: "Aku akan mewafatkan engkau dan mengangkat engkau kepadaKu dan membersihkan engkau daripada orang-or­ang yang kafir itu!" Jelaslah bahwa Allah mewafatkannya dan mematikannya dan mengangkatnya, zahirlah (nyata) dengan diangkatnya sesudah wafat itu, yaitu diangkat derajatnya di sisi Allah, sebagaimana Idris as. dikatakan Tuhan: "dan Kami angkatkan dia ke tempat yang tinggi." Dan inipun jelas pula, yang jadi pendapat setengah ulama-ulama Muslimin, bahwa beliau diwafatkan Allah, wafat yang biasa, kemudian diangkatkan derajatnya. Maka diapun hiduplah dalam kehidupan rohani, sebagaimana hidupnya orang-orang yang mati syahid dan kehidupan Nabi-nabi yang lain juga.

Tetapi jumhur Ulama menafsirkan bahwa beliau diangkat Allah dengan tubuh dan nyawanya, sehingga dia sekarang ini hidup dengan tubuh dan nyawa, karena berpegang kepada hadits yang memperkatakan ini, lalu mereka tafsirkan al-Qur'an disejalankan dengan maksud hadits-hadits itu.

Lalu kata beliau: "Tetapi hadits-hadits ini tidaklah sampai kepada derajat hadits-hadits yang mutawatir, yang wajib diterima sebagai akidah. Sebab akidah tidaklah wajib melainkan dengan nash al-Qur'an dan hadits-hadits yang mutawatir. Oleh karena itu maka tidaklah wajib seorang Muslim beri'tikad bahwa Isa Almasih hidup sekarang dengan tubuh dan nyawanya, dan orang yang menjalani akidah itu tidaklah kafir dari Syariat Islam."

Berkata pula Syaikh Mahmud Syaltut, Syaikh Jami' Al-Azhar (meninggal tahun 1963), tentang hadits-hadits bahwa Nabi sa akan turun Demikian kata beliau: "Riwayat-riwayat itu adalah kacau balau, berlain-lain saja lafaznya dan maknanya yang tidak dapat dipertemukan. Kekacau-balauan ini dijelaskan benar-benar oleh Ulama Hadits. Dan di atas dari itu semua, yang membawa riwayat ini ialah Wahab bin Munabbih dan Ka'ab al-Ahbar, keduanya itu ialah ahlul-kitab yang kemudian memeluk Islam, dan sudahlah dikenal derajat keduanya dalam penilaian ahli-ahli jarh dan ta di/(ahli penyelidik nilai Hadits).

Meskipun Hadits yang dirawikan Abu Hurairah tentang Nabi Isa akan turun ada pula, apabila Hadits itu shahih, namun dia adalah Had its Ahad. Dan Ulama telah ijma' bahwasanya hadits ahad tidak berfaedah untuk dijadikan dasar akidah dan tidak sah dipegang dalam urusan-urusan yang ghaib.

Tentang Nabi Muhammad s.a.w bertemu Nabi Isa dan Yahya ketika Mi'raj, bukanlah alasan yang kuat buat membuktikan bahwa Isa as. hidup di langit, tetapi itu hanyalah pertemuan kerohanian belaka, bukan pertemuan tubuh. Keterangan tentang ini dapat dilihat dalam kitab Fathul-Bari dan Zadul Ma ad.

Akhirnya Syaikh Syaltout menutup fatwanya demikian:

01 - Tidak ada dalam al-Qur'an yang mulia dan tidak pula dalam Sunnah yang suci suatu alasan yang jitu, yang baik untuk dijadikan dasar akidah, yang dapat menimbulkan ketenteraman dalam hati bahwasanya Isa diangkat ke langit dengan tubuhnya, dan sampai sekarang dia masih hidup di langit dan bahwa dia akan turun ke bumi di akhir zaman.

02 - Kesimpulan yang diperdapat daripada ayat yang berkenaan dengan soal ini ialah bahwa Allah menjanjikan kepada Isa bahwa Dia akan mewafatkannya menurut ajalnya, dan mengangkatnya daripada tipudaya orang yang kafir, dan bahwa janji Tuhan ini memang telah terjadi, maka tidaklah dia mati dibunuh oleh musuh-musuhnya dan tidaklah dia disalibkan, tetapi disempurnakan Allah ajalnya dan diangkat derajatnya.

03 - Barangsiapa yang tidak percaya bahwa Isa telah diangkat dengan tubuhnya ke langit dan bahwa dia mengingkari dalil yang qath'i (jelas dan nyata), maka tidaklah dia keluar dari Islam dan Iman, dan tidaklah boleh dia dihukum murtad, bahkan dia Mus­lim dan Mu'min, disembahyangkan seperti menyembahyangkan orang beriman yang lain, dikuburkan di pekuburan orang mu'min, dan tidak rusak imannya di sisi Allah. Dan Allah terhadap hambaNya adalah,Maha Tahu, lagi memandang.

Sekian kita salinkan pendapat Syaikh Syaltout dalam kitab al-Fatawa beliau (cetakan AI-Azhar tahun 1959).

Adapun ulama Indonesia yang menganut faham seperti demikian dan menyatakan pula faham itu dengan karangan ialah guru dan ayah hamba Dr. Syaikh Abdul Karim Amrullah di dalam bukunya al-Qaulush-Shahih, pada tahun 1924. Beliaupun menyatakan faham beliau bahwa Nabi Isa meninggal dunia menurut ajalnya dan diangkat derajat beliau di sisi Allah, jadi bukan tubuhnya yang dibawa ke langit.

Demkianlah, oleh karena al-Qur'an selalu terbuka buat difahamkan, meskipun golongan yang menafsirkan ayat ini bahwa Nabi Isa diangkat dengan tubuhnya ke langit disebutkan jumhur, tidaklah tertutup pintu buat menilai pokok pendirian orang yang menafsirkan ayat menurut lahirnya itu, sehingga mungkin di satu waktu, tafsiran jumhur itu hanyalah sebagai catatan saja, bahwa pernah banyak orang menafsirkan demikian, tetapi tafsir yang kedua diterima oleh pendapat umum.

Kaum Ahmadiyah untuk menguatkan pendiriannya bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Nabi, dan dialah Nabi Isa Almasih yang dijanjikan akan turun di akhir zaman itu, maka merekapun menguatkan pendapat bahwa Nabi Isa telah mati. Mereka mau berdebat bertukar fikiran berhari-hari bermalam-malam untuk mempertahankan pendirian bahwa Nabi Isa Almasih telah mati dan bukanlah diangkat ke langit dengan tubuhnya dan nyawanya.

Maka jika ada orang yang berpendapat bahwa Nabi Isa Almasih telah mati, bukan tubuh dan nyawanya yang diangkat ke langit, bukanlah berarti bahwa orang itu telah menganut faham Ahmadiyah. Syaikh Muhammad Abduh, Sayid Rasyid Ridha, Syaikh Muhammad Mustafa al-Maraghi dan Syaikh Mahmud Syaltout dan guru serta ayah saya Dr, Syaikh Abdul Karim Amrullah bukanlah orang Ahmadiyah, malahan mereka itu menolak keras akidah Ahmadiyah yang mematikan Al-masih untuk melapangkan jalan bagi menghidupkan Mirza Ghulam Ahmad buat menggantikan tempat Nabi Isa menjadi Almasih.Kemudian datanglah lanjutan ayat:

وَ جاعِلُ الَّذينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذينَ كَفَرُوا إِلى‏ يَوْمِ الْقِيامَةِ

"Dan akan menjadikan orang-orang yang mengikut engkau lebih atas dan orang-orang yang kafir itu sampai hari kiamat"

Artinya, bahwasanya orang-orang yang teguh memegang ajaran Nabi Isa Almasih yang asli, yaitu tauhid, akan tetap lebih atas karena kebenarannya tidak dapat dijatuhkan, dan kepercayaan-kepercayaan yang kuat itu kian lama kian hilang pasarannya dari muka bumi ini. Pengetahuan manusia akan bertambah maju. Kemajuan pengetahuan akhir-kelaknya tidaklah akan sampai kepada mengatakan bahwa Allah itu bertiga dalam satu dan satu dalam tiga. Bertambah orang menyelidiki kebenaran dan suka membebaskan dirinya dari paksaan taqlid kepada pemimpin agama dan pendeta, bertambahlah akan nampak kemenangan orang-orang yang benar-benar mencari kebenaran dalam dunia ini. Sebab Allah itu sendiri adalah kebenaran: Al-Haq.

ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ

"Maka kepada Akulah tempat kamu kembali."

Artinya, meskipun betapa perselisihan dan pertengkaran, yang satu mengatakan dia saja yang benar dan yang lain tidak mau menerima jika semuanya akan kembali kepadaNya, untuk mempertanggungjawabkan segala keyakinan dan anutan kita pada masa hidup di dunia yang fana ini:

فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فيما كُنْتُمْ فيهِ تَخْتَلِفُونَ

"Maka akan Aku putuskan nanti antara kamu, dari hal apa-apa yang telah kamu perselisihkan padanya itu." (ujung ayat 55).

Ujung ayat ini sangatlah dalam artinya bagi mendidik kita di dalam menempuh pergolakan hidup. Adalah satu kenyataan bahwa kita telah terdiri dari berbagai golongan. Kadang-kadang kita bertengkar dan bertukar fikiran, kadang-kadang berebut pasaran dan pengaruh. Sehingga lantaran bertengkar kadang-kadang kita lupa akan kewajiban kita yang sebenarnya, yaitu mengabdikan diri kepada Tuhan. Lupa bahwa hidup di dunia fana yang pendek ini hendaklah diisi dengan amal yang baik, jasa yang berguna, ilmu yang berfaedah. Ujung ayat memberi ingat, janganlah terlalu banyak berselisih di antara kamu.

Kalau kamu merasa bahwa agamamulah atau ajaran kamulah yang paling benar, cobalah kerjakan dan amalkan dengan baik. Kalau waktu hanya kamu habiskan dengan bertengkar, niscaya amalan akan terbengkalai dan umurmu habis percuma, sedang yang kamu banggakan dengan mulutmu tidak membekas dalam amalmu. Di muka Allah nanti, di hadapan Qadhi Yang Maha Adil, segala yang kamu perselisihkan akan diselesaikan sendiri oleh Allah.

فَأَمَّا الَّذينَ كَفَرُوا فَأُعَذِّبُهُمْ عَذاباً شَديداً فِي الدُّنْيا وَ الْآخِرَةِ

" Maka adapun orang-orang yang kafir itu , maka akan Aku siksalah mereka dengan siksaan yang sangat di dunia dan di akhirat" (pangkal ayat 56).

Di dalam ayat ini nampak bahwasanya ajaran agama bukanlah semata-mata untuk keselamatan akhirat saja. Bahkan terlebih dahulu siksaan dunia akan dirasainya. Di dalam Ilmu Akhlak diterangkan betapa hidup yang lurus di dunia ini, dengan kebersihan akhlak, moral dan mental. Tanggungjawab kepada Allah dan tanggungjawab kepada sesama manusia. Kufur, tidak mau percaya kepada Allah sebagai unit, sebagai pusat dan pokok pangkal tempat bertolak di dalam hidup, akan menyebabkan hidup itu sendiri penuh dengan siksaan. Kekayaan, pangkat danjabatan yang tinggi, harta-benda yang melimpah-limpah dan kekuasaan yang dirasai tidak berbatas, tidaklah akan dapat menolong menyelubungi siksaan batin karena tadinya memilih jalan yang sesat.

Di ayat ini terlebih dahulu diterangkan betapa hebatnya siksaan dunia, baik mengenai diri pribadi atau mengenai kelompok masyarakat. Meskipun yang mula-mula diceritakan ialah kejahatan orang Yahudi yang hendak membunuh Nabi Isa Almasih, dan mereka digagalkan oleh Tuhan, namun dia tidak menjadi pedoman bagi seluruh manusia, bahwasanya menolak kebenaran Allah adalah siksaan, baik siksaan ketika hidup di dunia, ataupun siksaan sesudah mati dalam akfrrat.

وَ ما لَهُمْ مِنْ ناصِرينَ

"Dan tidaklah ada bagi mereka or­ang-orang yang akan menolong." (ujung ayat 56).

Cobalah kita fikirkan baik-baik, siapakah yang akan dapat menolong kita kalau sekiranya kita sendiri yang dari semula telah memilih jalan salah ? Kita telah menentang Al-Haq (kebenaran), sedang kebenaran itu hanya satu, Allah itu sendiri bernama Kebenaran. Maka siapakah orang lain yang akan sudi menolong kita di dalam menempuh jalan yang di luar kebenaran itu? Padahal kebenaran itu hanya satu? Maka orang kufur menolak kebenaran, akan sepilah jiwanya sendirian dan tidak akan ada orang yang membela dia. Siapa yang akan tampil ke muka membela orang yang salah? , Apatah lagi di akhirat kelak, di tempat yang sega:a sesuatu terpulang kepada Allah.

وَأَمَّا الَّذينَ آمَنُوا وَ عَمِلُوا الصَّالِحاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ

Dan adapun orang-orang yang beriman dan mengamalkan perbuatan perbuatan yang shalih, maka akan Dia sempurnakan ganjaran-ganjaran mereka." (pangkal ayat 57).

Kalau pada ayat yang terdahulu dikatakan bahwa orang yang menolak ajaran Allah akan mendapat siksaan di dunia dan di akhirat, maka orang-orang yang mengerjakan perbuatan­perbuatan yang shalihpun akan diberi Allah ganjaran dengan sempurna, sejak dari dunia sampai ke akhirat. Bila iman telah tumbuh di dalamjiwa, belumlah mereka akan puas kalau itu belum dibuktikan dengan amal. Bilamana satu amal sudah selesai dengan baik, sebab kewajiban yang timbul dari dalam seruan batin telah dilaksanakan. Amal usaha yang banyak memberikan kepuasan di dalam diri sendiri, sebab hidup telah bernilai. Dan kelak di akhirat akan mendapat bahagia lipat-ganda lagi.

Inilah didikan kepada manusia seterusnya, selama alam ini masih terkembang dan selama manusia masih di dalamnya, yaitu supaya manusia lebih banyak menuruti suara hati nuraninya. Jangan memperturutkan hawanafsu. Kalau di zaman dahulunya jangan membunuh nabi-nabi dan jangan menganiaya, baik aniaya terhadap orang lain ataupun terhadap diri sendiri.

وَ اللهُ لا يُحِبُّ الظَّالِمينَ

"Dan Allah tidaklah suka kepada orang-orang yang aniaya." (ujung ayat 57).

Sebesar-besar aniaya ialah mendustai diri sendiri. Beriman dan beramal shalih sebanyak-banyaknya adalah suara dari hati ­nurani. Hawa nafsu manusia menyebabkan suara hati suci-murni itu mereka bantah atau mereka tekankan saja. Lalu mereka menempuh jalan yang salah, susahlah membebaskan diri dari pengaruhnya. Di situlah timbul aniaya kepada diri sendiri.

Di sini Tuhan memperingatkan bahwa Dia tidak suka kepada orang-or­ang yang aniaya. Ayat ini menjelaskan bahwa kalau kita menganiaya diri, adalah itu di luar kesukaan Allah. Melainkan pilihan kita sendiri. Kalau Tuhan telah menyatakan tidak menyukainya, tandanya kita dilarang mendekat kepada sikap aniaya. Sebab itu tidaklah layak kita berkata bahwa saya ini menjadi orang yang aniaya, karena takdir Tuhan. Mengapa Tuhan akan mentakdirkan perkara yang dilarangNya? Sebab itu kita sendirilah yang hendaknya berusaha menjauhi aniaya.

ذلِكَ نَتْلُوهُ عَلَيْكَ

“Demikianlah telah kami bacakan dia kepada engkau .” (pangkal ayat 58).

Yaitu telah diceritakan betapa Bani Israil, tegasnya Yahudi mencoba segala tipudaya mereka hendak menjerumuskan Isa Almasih ke dalam lembah kesengsaraan, bahkan hendak membunuhnya sekali, karena mereka telah kafir tidak mau menerima Risalat Nabi Isa. Maksud mereka hendak menghinakan beliau tidak tercapai; bahkan Almasih bertambah dimuliakan Tuhan. Mereka hendak membunuh beliau, namun Allah memeliharanya. Dan si penolak kebenaran itu, tidaklah berdaya dalam usahanya, melainkan mendapat kegagalan total. Yang dikisahkan Tuhan kepada Nabi Muhammad saw ini adalah;

مِنَ الْآياتِ وَ الذِّكْرِ الْحَكيمِ

"Sebahagian dari ayat-ayat dan peringatan yang amat bijaksana." (ujung ayat 58).

Dijelaskan di ujung ayat ini bahwasanya kisah kemuliaan ini barulah sebahagian kecil saja dari ayat-ayat Allah, yaitu tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Tuhan. Isinyapun ialah satu peringatan bahwasanya kecurangan pasti gagal dan seorang yang dimuliakan 0leh Allah, tidak ada makhluk yang sanggup menghinakannya. Lalu ditekankan di ujung ayat tentang hal bijaksana. Yaitu, kalau kita pelajari dari hanya sebahagian ayat yang dikisahkan Tuhan ini dan kita bandingkan pula kepada kejadian-kcjadian yang lain, akan selalu kelihatan betapa kebijaksanaan Ilahi di dalam mengatur siasatNya. Dan semuanya ini telah disampaikan Tuhan dengan amat halus dan penuh hikmat kebijaksanaan, sehingga terbuka pulalah jalan seluas-luasnya bagi barangsiapa yang hendak menyelidiki jalan sejarah hidup manusia dalam alam dunia ini

Pengkhianatan Yudas dan Penyaliban 'Isa

"Ye men of Israel, hear these words; Jesus of Nazareth, a man approved of Yahweh among you by miracles and wonders and signs, which Yahweh did by him in the midst of you, as ye yourselves also know"
(The Acts 2:22)

"Hai orang-orang Israil, dengarlah perkataan ini: Jesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan mukjizat-mukjizat dan kekuatan-kekuatan serta tanda-tanda yang dilakukan Allah dengan perantaraan dia ditengah-tengah kamu sebagaimana yang kamu ketahui."
(Kisah Para Rasul 2:22)

Kisah penyaliban yang kontroversial telah membuat satu perdebatan yang seru, baik didalam kalangan Nasrani maupun didalam kalangan Islam sendiri. Banyak yang mencoba memberikan pentafsiran atas kejadian yang berlaku pada waktu itu yang dilandasi dengan dalil-dalil yang menurut mereka cukup akurat dan memperkuat statement mereka tersebut.

Pada bahasan yang lalu, kita telah membahas pendapat dari sebagian golongan Islam mengenai teori masih hidupnya 'Isa dilangit yang kita coba refleksikan dengan pengetahuan modern terkini, yaitu dengan jalan menjadikan 'Isa al-Masih dan ibunya sebagai manusia yang telah dipindahkan oleh Allah dari bumi kita ini menuju kebumi Allah lainnya didalam jangkauan angkasa raya.

Masih ingat anda tentang kajian kita mengenai kehidupan diplanet lain diluar bumi ?

"Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
Perintah /hukum-hukum/ Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu".
(Qs. at-Tahriim 65:12)

Sebagaimana halnya dengan kehidupan yang berlaku dimuka bumi kita ini, tentunya kehidupan dibumi-bumi Allah yang lain itupun akan serupa dengan yang kita jumpai disini. Dan adalah sesuatu yang sangat masuk akal sekali apabila kita katakan bahwa 'Isa al-Masih beserta ibunya masih tetap hidup disana.

Tidak ada yang perlu dibantah dalam teori ini.
Masalah udara dan makanan diplanet-planet atau bumi-bumi lain tersebut sudah kita bahas dalam pembahasan Kisah Adam maupun Makhluk Luar Angkasa yang lalu. Semuanya sama seperti kehidupan dibumi.

Dan masalah usia, kenapa pula kita mesti mengingkari akan kenyataan yang diberikan oleh al-Qur'an sendiri tentang hidupnya para Ashabul Kahfi selama 350 tahun ? atau juga tentang usia dari Nabi Nuh as yang 950 tahun ? atau pula kisah salah seorang hamba Allah yang tercatat pada al-Qur'an surah al-Baqarah 2:259 ?

Adalah terlalu dini untuk kita menyalahkan konsep-konsep dan teori masih hidupnya putera Maryam bersama ibunya disalah satu planet bumi yang lain diangkasa raya sana, karena baik itu al-Qur'an atau juga ilmu pengetahuan masih bisa menerima konsep tersebut dengan baik.

Dalam pembahasan lanjutan, kita akan mengedepankan satu pendapat lainnya yang beredar dikalangan Islam, bahwa Nabi 'Isa al-Masih sudah wafat dan dimakamkan dibumi ini.

Kisah kekufuran Bani Israil sudah secara gamblang dipaparkan oleh al-Qur'an didalam banyak ayat-ayatnya, sejak dari mulai masa kenabian Musa as dan Harun hingga pada periode 'Isa al-Masih dan Muhammad Saw bahkan hingga jaman-jaman yang akan datang.

Kisah penyaliban atas diri Nabi 'Isa al-Masih putera Maryam telah dipercayai oleh semua orang disebabkan karena terjadinya pengkhianatan diantara para sahabatnya yang setia. Kisah pengkhianatan ini sebenarnya tidak hanya bisa kita peroleh dari dalam Bible yang diyakini oleh kaum Nasrani namun juga al-Qur'an sudah menggambarkan akan peristiwa tersebut.

Dimulai dari saat-saat akan diturunkannya Hidangan (al-Maidah) atas keinginan para sahabat Nabi 'Isa al-Masih :

"Tatkala Hawariyin (sahabat-sahabat setia) berkata : Wahai 'Isa putera Maryam! Apakah berkuasa Tuhanmu menurunkan kepada kami satu hidangan dari langit ?;
Maka 'Isa menjawab : Takutlah kepada Allah jika memang kamu betul-betul orang-orang yang beriman.!"

Mereka berkata : Kami ingin agar kami makan darinya dan supaya kami yakin bahwa sesungguhnya engkau sudah berkata yang benar terhadap kami dan jadilah kami ini orang-orang yang menyaksikan."
(Qs. al-Maidah 5:112-113)

Disini sebenarnya kita sudah melihat adanya bibit-bibit kekurang percayaan orang-orang yang berada disekitar 'Isa al-Masih terhadap dirinya dan Allah, sama persis seperti yang sudah sering kita baca dan kita bahas mengenai perilaku murid-murid 'Isa yang sering membangkang terhadapnya didalam Bible. Sekian lama mereka menjalani kehidupan bersama, menyebarkan dakwah dibawah bimbingan Nabi 'Isa kepada masyarakat dan membuktikan sendiri mukjizat-mukjizat kenabian 'Isa al-Masih, namun mereka masih tetap merasa kurang yakin.

Kita lihat dalam jawabannya, 'Isa menegur kelakuan para sahabatnya ini yang seolah tidak beriman kepada Allah dan dirinya selaku Rasul; Ini bukan teguran 'Isa yang pertama terhadap sikap para sahabatnya semacam ini, kita lihat didalam surah ali-Imran ayat 52 :

"Ketika 'Isa merasa akan kekufuran dari mereka, ia bertanya: Siapakah penolong-penolongku kejalan Allah ?; Maka para sahabatnya menjawab : Kami adalah pelayan-pelayan Allah, kami telah beriman kepada Allah dan lihatlah, bahwa sesungguhnya kami orang-orang yang muslimin."
(Qs. ali Imran 3:52)

Atas jawaban para Hawariyin ini, Allah memberikan jawaban yang sangat jelas sekali bagi kita untuk menjadi bukti atas kebenaran ucapan mereka ini didalam ayat selanjutnya :

"Dan mereka membuat tipu daya, namun Allah (juga) membuat tipu daya; dan sesungguhnya Allah itu sepandai-pandainya menipudaya."
(Qs. ali Imran 3:54)

Disini bisa kita pahami, bahwa ayat ini merupakan tanggapan Allah atas pernyataan Hawariyin yang mengaku telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya yaitu 'Isa al-Masih yang dikatakan pada ayat sebelumnya; Dan dari sini kita bisa menangkap satu fenomena bahwa diantara para sahabat tersebut tidak semuanya mereka ini benar-benar beriman sebagaimana yang diucapkan oleh mulutnya, sebab menurut Allah, mereka telah mengatur satu rencana yang jahat, membuat satu tipu daya yang ditujukan kepada Rasul-Nya namun rencana tersebut akan dikalahkan oleh Allah dengan tipu daya pula.

Ingatkah anda akan firman Allah dibawah ini ?

"Karena kesombongan dibumi dan merencanakan tipu daya yang jahat, padahal rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain kepada orang yang merencanakannya sendiri".
(Qs. Faathir 35:43)

Dari ayat-ayat ini kita bisa mentafsirkan bahwa satu tipu daya yang jahat yang telah diatur oleh sebagian dari Hawariyin untuk 'Isa akan dibalas oleh Allah dengan tipu daya-Nya pula dengan menjadikan orang yang merencanakan makar ini termakan oleh rencananya sendiri.

Dan dalam ayat lanjutan ali-Imran 55 , Allah meneruskan firman-Nya :

"Tatkala Allah berkata: Wahai 'Isa! Sungguh Aku akan mengambilmu dan akan mengangkatmu kepadaKu, dan akan membersihkanmu dari mereka yang kafir, serta akan menjadikan orang-orang yang mengikutimu diatas mereka yang kafir hingga hari kiamat."
(Qs. ali Imran 3:55)

Ayat ini merupakan lanjutan dari ayat sebelumnya yang mengatakan bahwa Allah akan membalas tipu daya orang-orang yang jahat kepada Rasul-Nya. Dari sini kita juga bisa mengambil satu kesimpulan bahwa rencana jahat yang dimaksudkan terhadap diri Nabi 'Isa tidak akan bisa terjadi terhadap sang Nabi akan tetapi Allah akan mengembalikan rencana jahat tersebut menimpa kepada orang itu sendiri dan Allah akan menyelamatkan Nabi-Nya tersebut dari rencana jahat itu dengan peristiwa pengangkatan dan membersihkan nama baiknya.

Kita baca ayat berikutnya :

"Maka adapun mereka yang kufur itu, Aku akan menyiksa mereka satu siksaan yang keras didunia dan akhirat; dan mereka tidak akan mendapatkan penolong-penolong."
(Qs. ali Imran 3:56)

Ayat ini kita kembalikan dengan ayat yang juga menceritakan peringatan Allah terhadap kaum Hawariyin disaat penurunan Hidangan dari langit didalam surah al-Maaidah :

"Allah berkata : Sesungguhnya Aku akan menurunkannya untukmu, tetapi barang siapa dari antara kamu yang kufur sesudah itu, maka akan Aku azab dia dengan satu azab yang tidak pernah Aku perbuat terhadap seorangpun daripada makhluk-makhluk."
(Qs. al-Maidah 5:115)

Diayat ini kita juga menemukan isyarat langsung dari Allah, bahwa akan ada yang kufur terhadap Allah dan Rasul-Nya diantara kaum Hawariyin tersebut setelah usainya Hidangan dari langit diturunkan, yaitu sesudah terjadinya jamuan makan malam ketuhanan menurut teologi Nasrani.

Kita ketahui dari Bible, bahwa dari 12 orang murid utama 'Isa, ada seorang yang telah berkhianat dengan jalan menjual informasi mengenai keberadaan 'Isa terhadap para ahli Taurat dan orang-orang Romawi. Murid tersebut diyakini bernama Yahudza Iskharyuti atau Yudas Iskariot.

Dan Yudas digambarkan memiliki rencana yang jahat terhadap 'Isa al-Masih setelah acara jamuan makan malam al-Maidah selesai dengan membocorkan rahasia keberadaan sang Nabi kepada musuh-musuhnya sehingga mereka melakukan penyerbuan terhadap persembunyian 'Isa al-Masih.

Namun sesuai dengan janji Allah, bahwa rencana yang jahat tidak akan menimpa selain kepada orang yang sudah membuat rencana itu sendiri, begitu pula halnya dengan diri 'Isa al-Masih, beliau telah diselamatkan Allah dari tragedi penyaliban dengan mengangkatkan wujud 'Isa menuju keperwujudan orang lain dan menukarkan jasad jasmani 'Isa dengan Yahudza Iskharyuti yang merupakan otak dari semua rencana jahat itu.

"Dan perkataan mereka: 'Bahwa kami telah membunuh 'Isa al-Masih putera Maryam, utusan Allah', padahal tidaklah mereka membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi disamarkan kepada mereka. Orang-orang yang berselisihan tentangnya selalu dalam keraguan mengenainya. Tiada pengetahuan mereka kecuali mengikuti dugaan, dan tidaklah mereka membunuhnya dengan yakin. Tetapi Allah telah mengangkat 'Isa kepada-Nya; karena Allah itu Gagah nan Bijaksana"
(Qs. An-Nisa' 4:157-158)

Demikianlah kiranya Allah telah menentukan keputusan-Nya untuk memberikan hukuman terhadap orang yang telah merencanakan hal yang keji atas diri Nabi-Nya dengan azab yang belum pernah ada dan terjadi pada seluruh makhluk-makhluk Allah.

Kita lihat, betapa Yahudza alias Yudas telah disiksa diatas kayu salib oleh Allah dengan perantaraan orang-orang Yahudi dan Romawi; kemudian ketersaliban Yudas diatas kayu ini diabadikan Allah untuk generasi selanjutnya, yaitu dengan cara dijadikan-Nya orang-orang Nasrani menciptakan Yudas yang tersalib itu kedalam simbol keagamaan mereka, simbol kesesatan yang diatasnamakan Allah dan 'Isa yang akan dikembalikan mereka semua itu kedalam neraka sebagai azab yang berkepanjangan.

Sepanjang sejarah kita tidak pernah menyaksikan adanya satu symbol berbentuk manusia yang terhukum dan menderita yang abadi sepanjang sejarah kemanusiaan; satu syimbol kejahatan yang membimbing manusia kejalan syaitan, syimbol yang dipergunakan oleh orang untuk membeli kebenaran dengan kesesatan.

Siapa yang tahu, nun jauh dialam kuburnya, Yudas merintih setiap kali ada orang yang memandangi dirinya dalam salib dan mempergunakan symbol dirinya tersebut didalam menjalankan satu ritual yang salah, yang bertentangan dengan ajaran Allah. Semuanya ini akan menambah panjang penderitaan Yudas sebagai satu azab dari Allah untuknya karena telah berbuat makar terhadap 'Isa al-Masih.

Kematian Yudas Iskariot sendiri terbukti telah menjadi satu kontroversi tersendiri didalam Bible yang tidak mungkin bisa kita pertemukan :

And he cast down the pieces of silver in the temple, and departed, and went and hanged himself.
(Matthew 27:5)

Now this man purchased a field with the reward of iniquity; and falling headlong, he burst asunder in the midst, and all his bowels gushed out.
(The Acts 1:18)

Disatu riwayat disebutkan bahwa Yudas sudah mati karena menggantung diri dan dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa Yudas mati karena ia sudah jatuh terjerumus terbelah dua dengan isi perutnya terburai.

Mari kita lihat kembali apa kata 'Isa al-Masih terhadap sikap Allah kepada orang-orang ingkar akan kenabiannya itu :

"...Dan adalah aku menjadi penjaga atas mereka selama aku ada pada mereka; maka tatkala Engkau mengambil aku, adalah Engkau menjadi pengurus mereka; dan sungguh Engkau menyaksikan segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka itu hamba-hambaMu; dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sungguh Engkaulah Maha Kuasa nan Bijaksana."
(Qs. al-Maidah 5:117-118)

Disini 'Isa menyerahkan segala urusan itu kepada kehendak Allah, bahwa selama dirinya masih berada ditengah-tengah umatnya, ditengah-tengah sahabat-sahabatnya, maka 'Isa sendiri yang akan menjadi pengingat mereka terhadap ajaran Allah, dia sendiri yang akan menegur apabila dia melihat keingkaran mereka namun manakala dirinya sudah wafat atau juga sudah tidak lagi bersama mereka, maka 'Isa al-Masih lepas tangan terhadap semua tindak-tanduk umatnya.

'Isa al-Masih mengatakan bahwa bila karena perbuatan umatnya yang salah telah menyebabkan Allah menjadi murka dan menghukum mereka, maka itu adalah hak prerogatif Allah, sebab Dia adalah penguasa dan pencipta seluruh makhluk yang mampu bertindak dan berkehendak sebebas-bebasnya kepada siapapun sebab mereka hanyalah hamba-hamba Allah yang tidak akan bisa menghentikan kehendak Allah.

Kembali kita pada pembahasan seputar pengangkatan dan penyerupaan 'Isa pada peristiwa penyaliban itu, golongan lain dari Islam telah mengakui bahwa yang dimaksud dengan penyerupaan 'Isa itu adalah penyerupaan dari mitos penyaliban, artinya bahwa 'Isa al-Masih adalah benar tokoh yang digantung diatas kayu salib namun pada hakekatnya dia tidak disalibkan sebab 'Isa tidak mati dalam penyaliban itu.

Keyakinan ini umumnya dipahami oleh golongan Ahmadiyah yang mengakui adanya doktrin kenabian setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Salah satu dari dasar akidah pemahaman kaum yang mempercayai ketersaliban Nabi 'Isa adalah berdasar pada kitab Bible bukan berdasarkan al-Qur'an !

Didalam Bible diceritakan bahwa 'Isa telah menubuatkan satu persamaan yang akan dialaminya dengan apa yang sudah menimpa Nabi Yunus as.

"For as Jonas was three days and three nights in the whale's belly; so shall the Son of man be three days and three nights in the heart of the earth".
(Matthew 12:40)

"Now the LORD had prepared a great fish to swallow up Jonah. And Jonah was in the belly of the fish three days and three nights."
(Jonah 1:17)

Didalam Matius 12:40 ada tertulis bahwa seperti halnya Nabi Yunus berada 3 hari 3 malam di dalam perut ikan, demikian pula Anak Manusia (yaitu 'Isa putra Maryam) akan berada tiga hari hari, tiga malam dalam perut bumi. Dan karena Nabi Yunus waktu itu tidak mati didalam perut ikan melainkan hanya sekedar pingsan dan pada waktu dia keluar dia dalam keadaan hidup, maka seharusnya begitu pula yang terjadi terhadap diri 'Isa al-Masih.

'Isa diyakini oleh sekelompok orang telah disalibkan dan pingsan pada waktu kejadian penyaliban tersebut dan keluar kembali dari dalam kuburnya dalam keadaan hidup setelah dibantu oleh para sahabatnya yang masih setia.

"Jawabannya kepada mereka : Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal didalam perut tiga hari tiga malam, demikian juga Anak manusia akan tinggal dalam rahim bumi tiga hari tiga malam."
(Matius 12:39-40)

Kini timbul pertanyaan: Kapankah 'Isa al-Masih disalibkan ?
Berdasarkan keyakinan kaum Nasrani, maka peristiwa tersebut terjadi Pada hari Jum'at !
Peristiwa inilah yang menyebabkan timbulnya pesta peringatan yang disebut "Good Friday" (Hari Jumat yang baik). Seluruh umat Nasrani didunia mengadakan hari besar resmi pada hari "Jumat" yang mendahului hari raya Paskah.

Tapi benarkah 'Isa telah berhasil disalibkan dan pingsan sesuai dengan keyakinan beberapa ulama Islam tersebut ?

Seperti yang kita ketahui dari dalam Bible, 'Isa al-Masih dikubur sore hari Jumat menjelang matahari terbenam, dan sudah tidak diketemukan lagi mayatnya dalam kubur pada pagi Ahad atau Minggu sebelum matahari terbit.

Dengan demikian jelaslah, mitos 'Isa tinggal didalam kuburan bukan tiga hari tiga malam sebagaimana yang dinubuatkan, tetapi hanya sehari dua malam ! Mari sama-sama kita lihat pada tabel dibawah ini :

Pekan Hari Raya Paskah


Dalam Kubur

Hari


Malam

(Hari Jum'at)

Dikubur sebelum matahari terbenam


Kosong


Semalam

(Hari Sabtu)

Diduga ia masih ada didalam kuburnya


Sehari


Semalam

(Hari Ahad)

Tidak ditemukan dikuburannya sejak matahari belum terbit


Kosong


Kosong

Jumlah


Sehari


Dua malam

Kita harus ingat, Maria magdalena telah pergi kekuburan 'Isa putra Maryam menjelang fajar menyingsing pagi hari ahad/Minggu, dan 'Isa sudah tidak ada lagi dikuburannya.

Ada sebagian pihak yang mengatakan bahwa 'Isa telah memenuhi nubuatan dari Yunus, jika dia disalib pada hari Rabu dan bukan Jum'at, namun dengan begitu ia tidak akan mendapatkan dalil-dalil yang tepat, sebaliknya dia hanya akan semakin menentang al-Qur'an dan juga Bible.

Selain itu, Nabi Yunus berada dalam perut ikan tiga hari tiga malam dan secara otomatis, baru pada hari ke-empat Nabi Yunus keluar dari sana agar 3 hari 3 malam tergenapi. Sedangkan 'Isa al-Masih diyakini oleh kaum Nasrani telah bangkit pada hari ke-3, ini bertentangan dengan persamaan dari Nabi Yunus.

Dengan ini, semakin nyata bahwa mengatakan 'Isa al-Masih sudah benar-benar tersalibkan dan mengambil persamaan contoh Nabi Yunus sangat tidak relevan dengan kenyataan yang berlaku dan hanya terjebak didalam pemahaman mereka sendiri.

Telah terbukti sudah, bahwa nubuatan Nabi Yunus didalam Bible adalah Gagal !

Kita harus melihat peristiwa ini secara arif, dan bagi umat Islam, sebenarnya tidak terlalu penting untuk mengambil data-data yang ada pada Bible, kita semua tahu bahwa kitab Bible tidak memiliki keakuratan dan keterjaminan benar kisah-kisahnya, marilah kita sandarkan pondasi utama kita kepada al-Qur'an untuk mengoreksi Bible, bukan sebaliknya, Bible yang mengoreksi al-Qur'an.

Apa yang terjadi atas diri 'Isa putra Maryam tidak perlu diherankan, selama ini Allah telah melimpahkan Rahmat, Karunia dan Mukjizat kepada beliau, maka apakah sulitnya bagi Allah untuk mengadakan kembali keajaiban-keajaiban ketika peristiwa penyaliban itu ?

Lalu mengenai pengertian ayat yang menjelaskan bahwa telah terjadi pengangkatan dan penyamaran atas diri 'Isa al-Masih semestinya kita tetap yakin bahwa Nabi 'Isa telah benar-benar disamarkan dengan seseorang lainnya sehingga menyerupai orang tersebut.

Sekedar lintas baca dan lintas pengetahuan kembali, kita pelajari ulang kisah penangkapan 'Isa al-Masih, dimana Nabi 'Isa digambarkan telah dikepung oleh banyak tentara termasuk oleh Judas Iskariot sendiri, dan dalam Matius 26:49 malah dijelaskan bahwa Judas sempat mencium Nabi 'Isa, namun cerita yang serupa ini tidak kita jumpai dalam riwayat Jahja (Johanes) pasal 18 yang meliputi ayat 1 s.d 12, meskipun mereka mengisahkan kejadian yang sama.

Pada riwayatnya ini, Yohanes malah bertentangan dengan ke-3 riwayat Injil lainnya. Untuk baiknya akan kita mulai saja dari ayat ke-3 sebagai suatu cerita awal penangkapan.

Maka Judas membawa suatu pasukan laskar beserta dengan segala hamba kepala-kepala imam dan orang Parisi, lalu datang kesitu dengan tanglung dan suluh serta senjata. Maka Jesus sedang mengetahui segala perkara yang akan berlaku atasnya, keluarlah serta berkata kepada mereka itu: "Siapakah yang kalian cari ?"

Maka sahut mereka itu kepadanya: 'Jesus orang Nazaret.' Maka kata Jesus kepada mereka itu: 'Akulah dia!', Maka Judas yang hendak menyerahkan dia, ada berdiri bersama-sama dengan mereka.
(Yohanes 18:3-5)

Kini dia, yang mengkhianatinya, memberi tanda pada mereka dengan mengatakan: "Siapa saja yang nanti saya cium, itulah orangnya, tangkaplah dia !". Dan dengan begitu ia datang pada Jesus dan mengatakan, "Hai Master !", lalu menciumnya."

Maka kata Jesus kepadanya: "Hai sahabat, lakukanlah maksud kedatangan engkau ini." Kemudian mereka itupun menghampirinya sambil mendatangkan tangan keatasnya lalu menangkapnya.
(Matius 26:49-50)

Saya persilahkan anda sendiri yang mencari perbedaan diantara kisah yang dimuat oleh kedua Injil tersebut.
Dan jika anda mengatakan bahwa keduanya saling melengkapi, maka silahkan juga coba anda cocok-cocokkan kedua kisah diatas itu.

Dimana disatu pihak dikatakan bahwa Judas mencium gurunya dan mengisyaratkan kepada tentara bahwa itulah 'Isa , maka disisi yang lainnya dikatakan telah terjadi dialog tanya jawab mengenai keberadaan diri 'Isa itu sendiri, sementara Judas sendiri yang nyata-nyata telah lama bergaul dengan 'Isa dan berada diantara tentara itu tidak dapat mengenali 'Isa yang berada dihadapannya dan berkata bahwa dia adalah 'Isa .

Yang manakah cerita yang harus dipegang dari kedua Injil diatas ?
Apakah Judas sudah sedemikian tolol dan linglungnya hingga dia sendiri tidak dapat mengenali sosok 'Isa yang hendak ditangkapnya, sehingga justru orang yang akan ditangkap itu harus berulang kali mengatakan bahwa dialah yang mereka cari itu ?

Ataukah harus mempercayai kisah yang termuat dalam Matius yang mengatakan bahwa Judas dapat mengenali 'Isa dan dengan melakukan penciuman adalah sebagai isyarat kepada tentara bahwa orang itulah yang mereka cari ?

Markus 14:43 hingga 14:46 redaksi ceritanya hampir sama dengan Matius 26:47-50 namun akan tetap saja berbeda dengan cerita yang termuat dalam Yohanes 18:3-8.

Karena itulah, kita tidak bisa terlalu mudah mempercayai apa-apa yang terdapat didalam Bible dan mencoba memparalelkannya dengan kisah yang ada didalam al-Qur'an. Wahai saudara-saudaraku kaum Muslimin dan Muslimah yang memiliki kepandaian dalam hal tafsir dan ilmu, ingatlah sabda Nabi Muhammad Saw dibawah ini :

"Apabila ada ahli kitab berbicara kepadamu, maka janganlah engkau mendustakannya dan janganlah kamu membenarkannya. Tetapi katakanlah : 'Kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kami beriman kepada apa yang diturunkan sebelum kami.' ; Apabila yang dikatakan itu haq (benar), janganlah kamu mendustakannya. Tetapi apabila itu batil, maka janganlah kamu membenarkan."
(Riwayat Abu Daud, Turmudzi dan Muslim)

Dalam sabdanya diatas, Rasulullah Muhammad Saw hendak mengingatkan kepada kita agar jangan terlalu mudah untuk membenarkan apa yang sudah dikabarkan oleh kaum Ahli Kitab, baik secara lisan maupun melalui tulisan-tulisan dalam pamflet, selebaran hingga pada kitab yang dianggap suci sekalipun oleh mereka.

Cukuplah kita mengatakan bahwa kita umat Islam percaya kepada seluruh yang diturunkan kepada kita, yaitu berupa wahyu al-Qur'an dan kita juga percaya kepada wahyu-wahyu yang diturunkan sebelum al-Qur'an yang diberikan Allah kepada Nabi dan Rasul-Nya; dan kita tidak memiliki kewajiban untuk mempercayai seluruh isi Kitab Perjanjian Lama maupun Kitab Perjanjian Baru yang diyakini oleh umat Nasrani sekarang ini.

Kita masih tetap akan melanjutkan pembahasan mengenai sosok pribadi 'Isa al-Masih putra Maryam ini pada artikel
Kontroversi Kisah Penyaliban.

1

"Ye men of Israel, hear these words; Jesus of Nazareth, a man approved of Yahweh among you by miracles and wonders and signs, which Yahweh did by him in the midst of you, as ye yourselves also know"
(The Acts 2:22)

"Hai orang-orang Israil, dengarlah perkataan ini: Jesus dari Nazaret, seorang yang telah ditentukan Allah dan yang dinyatakan kepadamu dengan mukjizat-mukjizat dan kekuatan-kekuatan serta tanda-tanda yang dilakukan Allah dengan perantaraan dia ditengah-tengah kamu sebagaimana yang kamu ketahui."
(Kisah Para Rasul 2:22)

Kisah penyaliban yang kontroversial telah membuat satu perdebatan yang seru, baik didalam kalangan Nasrani maupun didalam kalangan Islam sendiri. Banyak yang mencoba memberikan pentafsiran atas kejadian yang berlaku pada waktu itu yang dilandasi dengan dalil-dalil yang menurut mereka cukup akurat dan memperkuat statement mereka tersebut.

Pada bahasan yang lalu, kita telah membahas pendapat dari sebagian golongan Islam mengenai teori masih hidupnya 'Isa dilangit yang kita coba refleksikan dengan pengetahuan modern terkini, yaitu dengan jalan menjadikan 'Isa al-Masih dan ibunya sebagai manusia yang telah dipindahkan oleh Allah dari bumi kita ini menuju kebumi Allah lainnya didalam jangkauan angkasa raya.

Masih ingat anda tentang kajian kita mengenai kehidupan diplanet lain diluar bumi ?

"Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.
Perintah /hukum-hukum/ Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu".
(Qs. at-Tahriim 65:12)

Sebagaimana halnya dengan kehidupan yang berlaku dimuka bumi kita ini, tentunya kehidupan dibumi-bumi Allah yang lain itupun akan serupa dengan yang kita jumpai disini. Dan adalah sesuatu yang sangat masuk akal sekali apabila kita katakan bahwa 'Isa al-Masih beserta ibunya masih tetap hidup disana.

Tidak ada yang perlu dibantah dalam teori ini.
Masalah udara dan makanan diplanet-planet atau bumi-bumi lain tersebut sudah kita bahas dalam pembahasan Kisah Adam maupun Makhluk Luar Angkasa yang lalu. Semuanya sama seperti kehidupan dibumi.

Dan masalah usia, kenapa pula kita mesti mengingkari akan kenyataan yang diberikan oleh al-Qur'an sendiri tentang hidupnya para Ashabul Kahfi selama 350 tahun ? atau juga tentang usia dari Nabi Nuh as yang 950 tahun ? atau pula kisah salah seorang hamba Allah yang tercatat pada al-Qur'an surah al-Baqarah 2:259 ?

Adalah terlalu dini untuk kita menyalahkan konsep-konsep dan teori masih hidupnya putera Maryam bersama ibunya disalah satu planet bumi yang lain diangkasa raya sana, karena baik itu al-Qur'an atau juga ilmu pengetahuan masih bisa menerima konsep tersebut dengan baik.

Dalam pembahasan lanjutan, kita akan mengedepankan satu pendapat lainnya yang beredar dikalangan Islam, bahwa Nabi 'Isa al-Masih sudah wafat dan dimakamkan dibumi ini.

Kisah kekufuran Bani Israil sudah secara gamblang dipaparkan oleh al-Qur'an didalam banyak ayat-ayatnya, sejak dari mulai masa kenabian Musa as dan Harun hingga pada periode 'Isa al-Masih dan Muhammad Saw bahkan hingga jaman-jaman yang akan datang.

Kisah penyaliban atas diri Nabi 'Isa al-Masih putera Maryam telah dipercayai oleh semua orang disebabkan karena terjadinya pengkhianatan diantara para sahabatnya yang setia. Kisah pengkhianatan ini sebenarnya tidak hanya bisa kita peroleh dari dalam Bible yang diyakini oleh kaum Nasrani namun juga al-Qur'an sudah menggambarkan akan peristiwa tersebut.

Dimulai dari saat-saat akan diturunkannya Hidangan (al-Maidah) atas keinginan para sahabat Nabi 'Isa al-Masih :

"Tatkala Hawariyin (sahabat-sahabat setia) berkata : Wahai 'Isa putera Maryam! Apakah berkuasa Tuhanmu menurunkan kepada kami satu hidangan dari langit ?;
Maka 'Isa menjawab : Takutlah kepada Allah jika memang kamu betul-betul orang-orang yang beriman.!"

Mereka berkata : Kami ingin agar kami makan darinya dan supaya kami yakin bahwa sesungguhnya engkau sudah berkata yang benar terhadap kami dan jadilah kami ini orang-orang yang menyaksikan."
(Qs. al-Maidah 5:112-113)

Disini sebenarnya kita sudah melihat adanya bibit-bibit kekurang percayaan orang-orang yang berada disekitar 'Isa al-Masih terhadap dirinya dan Allah, sama persis seperti yang sudah sering kita baca dan kita bahas mengenai perilaku murid-murid 'Isa yang sering membangkang terhadapnya didalam Bible. Sekian lama mereka menjalani kehidupan bersama, menyebarkan dakwah dibawah bimbingan Nabi 'Isa kepada masyarakat dan membuktikan sendiri mukjizat-mukjizat kenabian 'Isa al-Masih, namun mereka masih tetap merasa kurang yakin.

Kita lihat dalam jawabannya, 'Isa menegur kelakuan para sahabatnya ini yang seolah tidak beriman kepada Allah dan dirinya selaku Rasul; Ini bukan teguran 'Isa yang pertama terhadap sikap para sahabatnya semacam ini, kita lihat didalam surah ali-Imran ayat 52 :

"Ketika 'Isa merasa akan kekufuran dari mereka, ia bertanya: Siapakah penolong-penolongku kejalan Allah ?; Maka para sahabatnya menjawab : Kami adalah pelayan-pelayan Allah, kami telah beriman kepada Allah dan lihatlah, bahwa sesungguhnya kami orang-orang yang muslimin."
(Qs. ali Imran 3:52)

Atas jawaban para Hawariyin ini, Allah memberikan jawaban yang sangat jelas sekali bagi kita untuk menjadi bukti atas kebenaran ucapan mereka ini didalam ayat selanjutnya :

"Dan mereka membuat tipu daya, namun Allah (juga) membuat tipu daya; dan sesungguhnya Allah itu sepandai-pandainya menipudaya."
(Qs. ali Imran 3:54)

Disini bisa kita pahami, bahwa ayat ini merupakan tanggapan Allah atas pernyataan Hawariyin yang mengaku telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya yaitu 'Isa al-Masih yang dikatakan pada ayat sebelumnya; Dan dari sini kita bisa menangkap satu fenomena bahwa diantara para sahabat tersebut tidak semuanya mereka ini benar-benar beriman sebagaimana yang diucapkan oleh mulutnya, sebab menurut Allah, mereka telah mengatur satu rencana yang jahat, membuat satu tipu daya yang ditujukan kepada Rasul-Nya namun rencana tersebut akan dikalahkan oleh Allah dengan tipu daya pula.

Ingatkah anda akan firman Allah dibawah ini ?

"Karena kesombongan dibumi dan merencanakan tipu daya yang jahat, padahal rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain kepada orang yang merencanakannya sendiri".
(Qs. Faathir 35:43)

Dari ayat-ayat ini kita bisa mentafsirkan bahwa satu tipu daya yang jahat yang telah diatur oleh sebagian dari Hawariyin untuk 'Isa akan dibalas oleh Allah dengan tipu daya-Nya pula dengan menjadikan orang yang merencanakan makar ini termakan oleh rencananya sendiri.

Dan dalam ayat lanjutan ali-Imran 55 , Allah meneruskan firman-Nya :

"Tatkala Allah berkata: Wahai 'Isa! Sungguh Aku akan mengambilmu dan akan mengangkatmu kepadaKu, dan akan membersihkanmu dari mereka yang kafir, serta akan menjadikan orang-orang yang mengikutimu diatas mereka yang kafir hingga hari kiamat."
(Qs. ali Imran 3:55)

Ayat ini merupakan lanjutan dari ayat sebelumnya yang mengatakan bahwa Allah akan membalas tipu daya orang-orang yang jahat kepada Rasul-Nya. Dari sini kita juga bisa mengambil satu kesimpulan bahwa rencana jahat yang dimaksudkan terhadap diri Nabi 'Isa tidak akan bisa terjadi terhadap sang Nabi akan tetapi Allah akan mengembalikan rencana jahat tersebut menimpa kepada orang itu sendiri dan Allah akan menyelamatkan Nabi-Nya tersebut dari rencana jahat itu dengan peristiwa pengangkatan dan membersihkan nama baiknya.

Kita baca ayat berikutnya :

"Maka adapun mereka yang kufur itu, Aku akan menyiksa mereka satu siksaan yang keras didunia dan akhirat; dan mereka tidak akan mendapatkan penolong-penolong."
(Qs. ali Imran 3:56)

Ayat ini kita kembalikan dengan ayat yang juga menceritakan peringatan Allah terhadap kaum Hawariyin disaat penurunan Hidangan dari langit didalam surah al-Maaidah :

"Allah berkata : Sesungguhnya Aku akan menurunkannya untukmu, tetapi barang siapa dari antara kamu yang kufur sesudah itu, maka akan Aku azab dia dengan satu azab yang tidak pernah Aku perbuat terhadap seorangpun daripada makhluk-makhluk."
(Qs. al-Maidah 5:115)

Diayat ini kita juga menemukan isyarat langsung dari Allah, bahwa akan ada yang kufur terhadap Allah dan Rasul-Nya diantara kaum Hawariyin tersebut setelah usainya Hidangan dari langit diturunkan, yaitu sesudah terjadinya jamuan makan malam ketuhanan menurut teologi Nasrani.

Kita ketahui dari Bible, bahwa dari 12 orang murid utama 'Isa, ada seorang yang telah berkhianat dengan jalan menjual informasi mengenai keberadaan 'Isa terhadap para ahli Taurat dan orang-orang Romawi. Murid tersebut diyakini bernama Yahudza Iskharyuti atau Yudas Iskariot.

Dan Yudas digambarkan memiliki rencana yang jahat terhadap 'Isa al-Masih setelah acara jamuan makan malam al-Maidah selesai dengan membocorkan rahasia keberadaan sang Nabi kepada musuh-musuhnya sehingga mereka melakukan penyerbuan terhadap persembunyian 'Isa al-Masih.

Namun sesuai dengan janji Allah, bahwa rencana yang jahat tidak akan menimpa selain kepada orang yang sudah membuat rencana itu sendiri, begitu pula halnya dengan diri 'Isa al-Masih, beliau telah diselamatkan Allah dari tragedi penyaliban dengan mengangkatkan wujud 'Isa menuju keperwujudan orang lain dan menukarkan jasad jasmani 'Isa dengan Yahudza Iskharyuti yang merupakan otak dari semua rencana jahat itu.

"Dan perkataan mereka: 'Bahwa kami telah membunuh 'Isa al-Masih putera Maryam, utusan Allah', padahal tidaklah mereka membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi disamarkan kepada mereka. Orang-orang yang berselisihan tentangnya selalu dalam keraguan mengenainya. Tiada pengetahuan mereka kecuali mengikuti dugaan, dan tidaklah mereka membunuhnya dengan yakin. Tetapi Allah telah mengangkat 'Isa kepada-Nya; karena Allah itu Gagah nan Bijaksana"
(Qs. An-Nisa' 4:157-158)

Demikianlah kiranya Allah telah menentukan keputusan-Nya untuk memberikan hukuman terhadap orang yang telah merencanakan hal yang keji atas diri Nabi-Nya dengan azab yang belum pernah ada dan terjadi pada seluruh makhluk-makhluk Allah.

Kita lihat, betapa Yahudza alias Yudas telah disiksa diatas kayu salib oleh Allah dengan perantaraan orang-orang Yahudi dan Romawi; kemudian ketersaliban Yudas diatas kayu ini diabadikan Allah untuk generasi selanjutnya, yaitu dengan cara dijadikan-Nya orang-orang Nasrani menciptakan Yudas yang tersalib itu kedalam simbol keagamaan mereka, simbol kesesatan yang diatasnamakan Allah dan 'Isa yang akan dikembalikan mereka semua itu kedalam neraka sebagai azab yang berkepanjangan.

Sepanjang sejarah kita tidak pernah menyaksikan adanya satu symbol berbentuk manusia yang terhukum dan menderita yang abadi sepanjang sejarah kemanusiaan; satu syimbol kejahatan yang membimbing manusia kejalan syaitan, syimbol yang dipergunakan oleh orang untuk membeli kebenaran dengan kesesatan.

Siapa yang tahu, nun jauh dialam kuburnya, Yudas merintih setiap kali ada orang yang memandangi dirinya dalam salib dan mempergunakan symbol dirinya tersebut didalam menjalankan satu ritual yang salah, yang bertentangan dengan ajaran Allah. Semuanya ini akan menambah panjang penderitaan Yudas sebagai satu azab dari Allah untuknya karena telah berbuat makar terhadap 'Isa al-Masih.

Kematian Yudas Iskariot sendiri terbukti telah menjadi satu kontroversi tersendiri didalam Bible yang tidak mungkin bisa kita pertemukan :

And he cast down the pieces of silver in the temple, and departed, and went and hanged himself.
(Matthew 27:5)

Now this man purchased a field with the reward of iniquity; and falling headlong, he burst asunder in the midst, and all his bowels gushed out.
(The Acts 1:18)

Disatu riwayat disebutkan bahwa Yudas sudah mati karena menggantung diri dan dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa Yudas mati karena ia sudah jatuh terjerumus terbelah dua dengan isi perutnya terburai.

Mari kita lihat kembali apa kata 'Isa al-Masih terhadap sikap Allah kepada orang-orang ingkar akan kenabiannya itu :

"...Dan adalah aku menjadi penjaga atas mereka selama aku ada pada mereka; maka tatkala Engkau mengambil aku, adalah Engkau menjadi pengurus mereka; dan sungguh Engkau menyaksikan segala sesuatu. Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka itu hamba-hambaMu; dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sungguh Engkaulah Maha Kuasa nan Bijaksana."
(Qs. al-Maidah 5:117-118)

Disini 'Isa menyerahkan segala urusan itu kepada kehendak Allah, bahwa selama dirinya masih berada ditengah-tengah umatnya, ditengah-tengah sahabat-sahabatnya, maka 'Isa sendiri yang akan menjadi pengingat mereka terhadap ajaran Allah, dia sendiri yang akan menegur apabila dia melihat keingkaran mereka namun manakala dirinya sudah wafat atau juga sudah tidak lagi bersama mereka, maka 'Isa al-Masih lepas tangan terhadap semua tindak-tanduk umatnya.

'Isa al-Masih mengatakan bahwa bila karena perbuatan umatnya yang salah telah menyebabkan Allah menjadi murka dan menghukum mereka, maka itu adalah hak prerogatif Allah, sebab Dia adalah penguasa dan pencipta seluruh makhluk yang mampu bertindak dan berkehendak sebebas-bebasnya kepada siapapun sebab mereka hanyalah hamba-hamba Allah yang tidak akan bisa menghentikan kehendak Allah.

Kembali kita pada pembahasan seputar pengangkatan dan penyerupaan 'Isa pada peristiwa penyaliban itu, golongan lain dari Islam telah mengakui bahwa yang dimaksud dengan penyerupaan 'Isa itu adalah penyerupaan dari mitos penyaliban, artinya bahwa 'Isa al-Masih adalah benar tokoh yang digantung diatas kayu salib namun pada hakekatnya dia tidak disalibkan sebab 'Isa tidak mati dalam penyaliban itu.

Keyakinan ini umumnya dipahami oleh golongan Ahmadiyah yang mengakui adanya doktrin kenabian setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Salah satu dari dasar akidah pemahaman kaum yang mempercayai ketersaliban Nabi 'Isa adalah berdasar pada kitab Bible bukan berdasarkan al-Qur'an !

Didalam Bible diceritakan bahwa 'Isa telah menubuatkan satu persamaan yang akan dialaminya dengan apa yang sudah menimpa Nabi Yunus as.

"For as Jonas was three days and three nights in the whale's belly; so shall the Son of man be three days and three nights in the heart of the earth".
(Matthew 12:40)

"Now the LORD had prepared a great fish to swallow up Jonah. And Jonah was in the belly of the fish three days and three nights."
(Jonah 1:17)

Didalam Matius 12:40 ada tertulis bahwa seperti halnya Nabi Yunus berada 3 hari 3 malam di dalam perut ikan, demikian pula Anak Manusia (yaitu 'Isa putra Maryam) akan berada tiga hari hari, tiga malam dalam perut bumi. Dan karena Nabi Yunus waktu itu tidak mati didalam perut ikan melainkan hanya sekedar pingsan dan pada waktu dia keluar dia dalam keadaan hidup, maka seharusnya begitu pula yang terjadi terhadap diri 'Isa al-Masih.

'Isa diyakini oleh sekelompok orang telah disalibkan dan pingsan pada waktu kejadian penyaliban tersebut dan keluar kembali dari dalam kuburnya dalam keadaan hidup setelah dibantu oleh para sahabatnya yang masih setia.

"Jawabannya kepada mereka : Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal didalam perut tiga hari tiga malam, demikian juga Anak manusia akan tinggal dalam rahim bumi tiga hari tiga malam."
(Matius 12:39-40)

Kini timbul pertanyaan: Kapankah 'Isa al-Masih disalibkan ?
Berdasarkan keyakinan kaum Nasrani, maka peristiwa tersebut terjadi Pada hari Jum'at !
Peristiwa inilah yang menyebabkan timbulnya pesta peringatan yang disebut "Good Friday" (Hari Jumat yang baik). Seluruh umat Nasrani didunia mengadakan hari besar resmi pada hari "Jumat" yang mendahului hari raya Paskah.

Tapi benarkah 'Isa telah berhasil disalibkan dan pingsan sesuai dengan keyakinan beberapa ulama Islam tersebut ?

Seperti yang kita ketahui dari dalam Bible, 'Isa al-Masih dikubur sore hari Jumat menjelang matahari terbenam, dan sudah tidak diketemukan lagi mayatnya dalam kubur pada pagi Ahad atau Minggu sebelum matahari terbit.

Dengan demikian jelaslah, mitos 'Isa tinggal didalam kuburan bukan tiga hari tiga malam sebagaimana yang dinubuatkan, tetapi hanya sehari dua malam ! Mari sama-sama kita lihat pada tabel dibawah ini :

Pekan Hari Raya Paskah


Dalam Kubur

Hari


Malam

(Hari Jum'at)

Dikubur sebelum matahari terbenam


Kosong


Semalam

(Hari Sabtu)

Diduga ia masih ada didalam kuburnya


Sehari


Semalam

(Hari Ahad)

Tidak ditemukan dikuburannya sejak matahari belum terbit


Kosong


Kosong

Jumlah


Sehari


Dua malam

Kita harus ingat, Maria magdalena telah pergi kekuburan 'Isa putra Maryam menjelang fajar menyingsing pagi hari ahad/Minggu, dan 'Isa sudah tidak ada lagi dikuburannya.

Ada sebagian pihak yang mengatakan bahwa 'Isa telah memenuhi nubuatan dari Yunus, jika dia disalib pada hari Rabu dan bukan Jum'at, namun dengan begitu ia tidak akan mendapatkan dalil-dalil yang tepat, sebaliknya dia hanya akan semakin menentang al-Qur'an dan juga Bible.

Selain itu, Nabi Yunus berada dalam perut ikan tiga hari tiga malam dan secara otomatis, baru pada hari ke-empat Nabi Yunus keluar darisana agar 3 hari 3 malam tergenapi. Sedangkan 'Isa al-Masih diyakini oleh kaum Nasrani telah bangkit pada hari ke-3, ini bertentangan dengan persamaan dari Nabi Yunus.

Dengan ini, semakin nyata bahwa mengatakan 'Isa al-Masih sudah benar-benar tersalibkan dan mengambil persamaan contoh Nabi Yunus sangat tidak relevan dengan kenyataan yang berlaku dan hanya terjebak didalam pemahaman mereka sendiri.

Telah terbukti sudah, bahwa nubuatan Nabi Yunus didalam Bible adalah Gagal !

Kita harus melihat peristiwa ini secara arif, dan bagi umat Islam, sebenarnya tidak terlalu penting untuk mengambil data-data yang ada pada Bible, kita semua tahu bahwa kitab Bible tidak memiliki keakuratan dan keterjaminan benar kisah-kisahnya, marilah kita sandarkan pondasi utama kita kepada al-Qur'an untuk mengoreksi Bible, bukan sebaliknya, Bible yang mengoreksi al-Qur'an.

Apa yang terjadi atas diri 'Isa putra Maryam tidak perlu diherankan, selama ini Allah telah melimpahkan Rahmat, Karunia dan Mukjizat kepada beliau, maka apakah sulitnya bagi Allah untuk mengadakan kembali keajaiban-keajaiban ketika peristiwa penyaliban itu ?

Lalu mengenai pengertian ayat yang menjelaskan bahwa telah terjadi pengangkatan dan penyamaran atas diri 'Isa al-Masih semestinya kita tetap yakin bahwa Nabi 'Isa telah benar-benar disamarkan dengan seseorang lainnya sehingga menyerupai orang tersebut.

Sekedar lintas baca dan lintas pengetahuan kembali, kita pelajari ulang kisah penangkapan 'Isa al-Masih, dimana Nabi 'Isa digambarkan telah dikepung oleh banyak tentara termasuk oleh Judas Iskariot sendiri, dan dalam Matius 26:49 malah dijelaskan bahwa Judas sempat mencium Nabi 'Isa, namun cerita yang serupa ini tidak kita jumpai dalam riwayat Jahja (Johanes) pasal 18 yang meliputi ayat 1 s.d 12, meskipun mereka mengisahkan kejadian yang sama.

Pada riwayatnya ini, Yohanes malah bertentangan dengan ke-3 riwayat Injil lainnya. Untuk baiknya akan kita mulai saja dari ayat ke-3 sebagai suatu cerita awal penangkapan.

Maka Judas membawa suatu pasukan laskar beserta dengan segala hamba kepala-kepala imam dan orang Parisi, lalu datang kesitu dengan tanglung dan suluh serta senjata. Maka Jesus sedang mengetahui segala perkara yang akan berlaku atasnya, keluarlah serta berkata kepada mereka itu: "Siapakah yang kalian cari ?"

Maka sahut mereka itu kepadanya: 'Jesus orang Nazaret.' Maka kata Jesus kepada mereka itu: 'Akulah dia!', Maka Judas yang hendak menyerahkan dia, ada berdiri bersama-sama dengan mereka.
(Yohanes 18:3-5)

Kini dia, yang mengkhianatinya, memberi tanda pada mereka dengan mengatakan: "Siapa saja yang nanti saya cium, itulah orangnya, tangkaplah dia !". Dan dengan begitu ia datang pada Jesus dan mengatakan, "Hail Master !", lalu menciumnya."

Maka kata Jesus kepadanya: "Hai sahabat, lakukanlah maksud kedatangan engkau ini." Kemudian mereka itupun menghampirinya sambil mendatangkan tangan keatasnya lalu menangkapnya.
(Matius 26:49-50)

Saya persilahkan anda sendiri yang mencari perbedaan diantara kisah yang dimuat oleh kedua Injil tersebut.
Dan jika anda mengatakan bahwa keduanya saling melengkapi, maka silahkan juga coba anda cocok-cocokkan kedua kisah diatas itu.

Dimana disatu pihak dikatakan bahwa Judas mencium gurunya dan mengisyaratkan kepada tentara bahwa itulah 'Isa , maka disisi yang lainnya dikatakan telah terjadi dialog tanya jawab mengenai keberadaan diri 'Isa itu sendiri, sementara Judas sendiri yang nyata-nyata telah lama bergaul dengan 'Isa dan berada diantara tentara itu tidak dapat mengenali 'Isa yang berada dihadapannya dan berkata bahwa dia adalah 'Isa .

Yang manakah cerita yang harus dipegang dari kedua Injil diatas ?
Apakah Judas sudah sedemikian tolol dan linglungnya hingga dia sendiri tidak dapat mengenali sosok 'Isa yang hendak ditangkapnya, sehingga justru orang yang akan ditangkap itu harus berulang kali mengatakan bahwa dialah yang mereka cari itu ?

Ataukah harus mempercayai kisah yang termuat dalam Matius yang mengatakan bahwa Judas dapat mengenali 'Isa dan dengan melakukan penciuman adalah sebagai isyarat kepada tentara bahwa orang itulah yang mereka cari ?

Markus 14:43 hingga 14:46 redaksi ceritanya hampir sama dengan Matius 26:47-50 namun akan tetap saja berbeda dengan cerita yang termuat dalam Yohanes 18:3-8.

Karena itulah, kita tidak bisa terlalu mudah mempercayai apa-apa yang terdapat didalam Bible dan mencoba memparalelkannya dengan kisah yang ada didalam al-Qur'an. Wahai saudara-saudaraku kaum Muslimin dan Muslimah yang memiliki kepandaian dalam hal tafsir dan ilmu, ingatlah sabda Nabi Muhammad Saw dibawah ini :

"Apabila ada ahli kitab berbicara kepadamu, maka janganlah engkau mendustakannya dan janganlah kamu membenarkannya. Tetapi katakanlah : 'Kami beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kami beriman kepada apa yang diturunkan sebelum kami.' ; Apabila yang dikatakan itu haq (benar), janganlah kamu mendustakannya. Tetapi apabila itu batil, maka janganlah kamu membenarkan."
(Riwayat Abu Daud, Turmudzi dan Muslim)

Dalam sabdanya diatas, Rasulullah Muhammad Saw hendak mengingatkan kepada kita agar jangan terlalu mudah untuk membenarkan apa yang sudah dikabarkan oleh kaum Ahli Kitab, baik secara lisan maupun melalui tulisan-tulisan dalam pamflet, selebaran hingga pada kitab yang dianggap suci sekalipun oleh mereka.

Cukuplah kita mengatakan bahwa kita umat Islam percaya kepada seluruh yang diturunkan kepada kita, yaitu berupa wahyu al-Qur'an dan kita juga percaya kepada wahyu-wahyu yang diturunkan sebelum al-Qur'an yang diberikan Allah kepada Nabi dan Rasul-Nya; dan kita tidak memiliki kewajiban untuk mempercayai seluruh isi Kitab Perjanjian Lama maupun Kitab Perjanjian Baru yang diyakini oleh umat Nasrani sekarang ini.

Kita masih tetap akan melanjutkan pembahasan mengenai sosok pribadi 'Isa al-Masih putra Maryam ini pada artikel
Kontroversi Kisah Penyaliban.

1